TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyebut, nilai ekspor Papua pada Juni 2016 mencapai US$ 181,79 juta atau meningkat 54,96 persen dibanding ekspor Mei 2016 yang sebesar US$ 117,31 juta.
Data BPS Papua pada Senin, 25 Juli 2016, memperlihatkan secara kumulatif nilai ekspor Papua pada Januari-Juni 2016 mencapai US$ 671,02 juta atau menurun 32,67 persen dibanding periode yang sama pada 2015.
Peningkatan ekspor Provinsi Papua terbesar terjadi pada sektor non-migas sebesar US$ 0,12 juta (562,57 persen), diikuti ekspor bijih tembaga dan konsentrat (HS26) sebesar US$ 63,89 juta (57,70 persen), serta ekspor kayu dan barang dari kayu (HS44) sebesar US$ 0,47 juta (7,21 persen).
Sedangkan laju kumulatif ekspor Papua Januari-Juni 2016 menurun pada ekspor konsentrat tembaga, kayu lapis, dan non-migas lain bila dibandingkan dengan periode sama pada 2015, di mana masing-masing turun US$ 269,90 juta, US$ 28,93 juta, dan US$ 26,80 juta.
Untuk tujuan ekspor Papua ke enam negara utama pada Juni 2016 mencapai US$ 176,23 juta atau meningkat 55,37 persen dibandingkan dengan Mei 2016.
Ekspor ke Cina mencapai angka terbesar, yaitu US$ 61,71 juta, diikuti Jepang US$ 61,30 juta, dan Filipina US$ 36,16 juta.
ANTARA
Berita terkait
Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
6 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
6 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
6 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaEkspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
6 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
6 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
6 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
6 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
7 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaPenerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen
24 hari lalu
Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.
Baca Selengkapnya