Pemerintah Klaim Amnesti Pajak Diminati  

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 17 Juli 2016 11:26 WIB

Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara program pengampunan pajak di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, 1 Juli 2016. Ia meminta kepada para pengusaha untuk membawa kembali dana yang disimpan di negara asing setelah ada payung hukum pengampunan pajak. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surabaya - Surabaya menjadi kota pertama safari Presiden Joko Widodo mempromosikan amnesti pajak. Di sana ada 2.700 pengusaha yang menghadiri sosialisasi kebijakan yang digadang-gadang bisa memulangkan setidaknya dana Rp 1.000 triliun itu.



“Padahal saya mintanya 2.000 orang saja. Artinya ada keinginan yang besar dari masyarakat untuki ikut amnesti pajak,” kata Jokowi di Grand City Convention Hall Surabaya, akhir pekan lalu.

Jokowi mengajak para pengusaha agar berpartisipasi dalam program itu untuk memulangkan aset mereka yang ada di luar negeri kembali ke tanah air.



Mantan Wali Kota Solo tersebut juga mengiming-imingi para pengusaha dengan penghapusan tunggakan pajak dan pembebasan sanksi administrasi pidana pajak sebelum keterbukaan informasi data perbankan dan pajak global 2018 mendatang. “Ini harus berhasil,” tutur Jokowi yang ditujukan kepada Kementerian Keuangan.

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi optimistis kebijakan yang direncanakan sejak dua tahun lalu itu akan berhasil. Dia merujuk pada aliran dana masuk senilai Rp 97 triliun dari 1 Januari hingga 24 Juni 2016. “Sebagian itu dana repatriasi, urusan administrasinya belakangan,” kata Ken kepada Tempo di kantornya, Kamis, 14 Juli 2016.

Ke depannya, dia mengklaim akan ada banyak peserta yang ikut program ini. Selain sudah mengincar 6.000 wajib pajak yang menaruh uangnya di luar negeri, di dalam negeri pun masih ada 101 juta jiwa yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Dari jumlah dalam negeri saja, pemerintah bisa mendapat pundi-pundi Rp 300 triliun setahun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan program ini mengutamakan repatriasi ketimbang tarif tebusan semata. Menurutnya, di tengah kemandekan ekonomi dunia dan merosotnya harga komoditas, kompetisi ekonomi global berpindah tren melakukan repatriasi aset warga negaranya.


Advertising
Advertising


Keuntungannya, Bambang menjelaskan, pertumbuhan ekonomi bisa terdongkrak lantaran likuiditas yang baik. Pada RAPBN 2017 pun dia menargetkan lonjakan pertumbuhan ekonomi 5,9 persen.

Karena itulah, tarif ditekan sedemikian rupa menjadi 2-5 persen untuk repatriasi, dan 4-10 persen tarif tebusan. Musababnya, banyak negara-negara tax haven semacam Singapura tak kalah memberikan banyak tawaran menarik hingga pemberian hak kewarganegaraan.



“Kalau tarifnya tidak rendah, kita kalah saing,” ucap Bambang. Dia memperkirakan setidaknya ada potensi Rp 11 triliun dana WNI yang ada di negara-negara OECD dan G20.

Karena kepastian tarif kecil dan kepastian hukum terhadap perlindungan data dari tindak pidana lain tersebut, kalangan pengusaha melontarkan janji manis. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani mengatakan mayoritas pengusaha yang berjumlah lebih dari 20 ribu di APINDO siap mengikuti program ini.



Tidak tanggung-tanggung, seorang anggota Apindo mengatakan kepada Tempo, ada yang siap merepatriasi asetnya senilai lebih dari Rp 300 triliun.

Lalu bagaimana jika program ini gagal? Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan fiskal negara tetap aman meskipun potensi tarif tebusan Rp 165 triliun melayang.



Negara, kata dia, cukup memitigasi defisit anggaran senilai lebih dari Rp 300 triliun. “Ekonomi tahun lebih bagus kok tanpa amnesti pajak sekalipun, coba lihat pertumbuhan yang lebih baik dari tahun lalu,” kata Suahasil.

Ken mengatakan siap bertanggung jawab apabila program ini gagal. “Nanti saja lihat hasilnya, saya siap secara konstitusional,” ucapnya.



Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo menambahkan, taruhan Kementerian Keuangan memang berat lantaran perlindungan hukum dan janji pertumbuhan ekonomi dari kebijakan ini rawan menjadi permainan politik terhadap masyarakat.

Program amnesti pajak resmi berlaku hari ini hingga 31 April 2017 mendatang. Presiden Jokowi juga dijadwalkan menghadiri sosialisasi di Medan, Semarang, Bandung.

ARTIKA RACHMI FARMITA | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

2 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

8 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

10 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

24 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya