Produsen Aluminium Cari Peluang dengan Asing

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 30 Juni 2016 23:00 WIB

Suasana pabrik peleburan aluminium smelter Rusal Krasnoyarsk di Siberia, Krasnoyarsk, Rusia, 8 Juli 2014. Aluminium raksasa Rusia Rusal memiliki kesepakatan senilai $ 3.600.000.000 untuk restrukturisasi utang dari kreditur keuangan Jerman Portigon AG. Hal ini membawa Rusal, jadi produsen aluminium terbesar di dunia. REUTERS/Ilya Naymushin

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen lembaran aluminium PT Aluminium Light Metal Industry Tbk. (ALMI) berencana mencari peluang kolaborasi dengan perusahaan asing untuk menggenjot kinerja penjualan di tengah ketatnya persaingan usaha.


Direktur Utama ALMI Alim Markus mengatakan bahwa penjualan 2015 masih stagnan alias capaiannya sama seperti 2014. Kondisi tersebut disebabkan oleh persaingan global dan tekanan terhadap pasar, terutama serbuan produk impor dari Cina yang bisa menekan harga jual di pasar internasional.


"Di tengah situasi ekonomi yang menantang ini, kami akan melakukan konsolidasi operasional, termasuk perbaikan kualitas kerja, efisiensi produksi dan biaya, juga perbaikan sistem pemasaran, serta membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemain global," jelasnya dalam Paparan Publik ALMI, Rabu (29 Juni 2016).


Langkah kolaborasi tersebut, kata Alim, dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan jaringan distribusi di dunia.


Berdasarkan data kinerja perseroan, penjualan MAMI pada 2015 tercatat mencapai Rp3,3 triliun atau dengan volume 98.552 ton atau sama seperti penjualan pada 2014.


Advertising
Advertising

Pada 2016, perseroan telah mencatatkan penjualan pada kuartal I yakni Rp501 miliar atau 15.639 MT, dengan laba berjalan minus Rp27,5 miliar.


Kenaikan volume penjualan produk aluminium sheet terjadi di pasar ekspor, sedangkan penjualan aluminium foil terjadi di pasar ekspor. Dari total capaian penjualan 2015, pasar ekspor telah berkontribusi 74% terutama dari pangsa pasar Amerika Serikat. Adapun 26% penjualan dikontribusi oleh pasar domestik.


"Pasar aluminium domestik sampai saat ini memang belum optimal, untuk itu kami akan upayakan diversifikasi pasar," imbuh bos Maspion itu.


Meski mengalami tantangan berat, lanjut Alim Markus, pada kuartal II tahun ini terjadi peningkatan order yang cukup besar dibandingan order pada kuartal I. Diharapkan pada semester II nanti kondisi ekonomi semakin membaik dan harga aluminium dunia juga mulai stabil setelah terjadi penurunan harga yang berkepanjangan.


"Kami optimistis kinerja tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu karena terlihat dari peningkatan order di kuartal II, juga mulai stabilnya harga aluminium dunia," imbuhnya.


ALMI sendiri saat ini memiliki lini produk aluminium sheet dengan kapasitas produksi 144.000 ton dan aluminium foil dengan kapasitas produksi 18.000 ton. Selama ini pasar utamanya ke Amerika Serikat.



BISNIS

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya