Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berbicara di hadapan awak media saat meninjau kesiapan angkutan Lebaran 2016 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, 24 Juni 2016. TEMPO/Bram Setiawan
TEMPO.CO, Kuta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan masyarakat yang tetap ingin mudik jarak jauh menggunakan sepeda motor tidak melakukan perjalanan pada malam hari karena rawan terjadi kecelakaan.
"Saya menyarankan, mudik jarak jauh menggunakan kendaraan roda dua itu pilihan terakhir,” ujar Jonan saat meninjau kesiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dalam menghadapi masa angkutan Lebaran, Jumat malam, 24 Juni 2016.
Meski begitu, jika pemudik suka atau terpaksa menggunakan sepeda motor, Jonan meminta perjalanan dilakukan pada siang hari. “Misalnya, berangkat setelah sahur. Kalau sampai berbuka puasa belum sampai, ya, istirahat," tuturnya. "Jangan digenjot terus sampai malam, karena sepeda motor yang kecil-kecil itu (motor bebek) bukan buat jarak jauh."
Imbauan Jonan ke masyarakat yang ingin melakukan perjalanan mudik tidak menggunakan kendaraan pribadi roda dua ini dilakukan untuk meminimalkan kecelakaan lalu lintas. "Kalau tahun lalu, 80 persen lebih kecelakaan yang menimbulkan kematian itu melibatkan kendaraan roda dua," katanya.
Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu meminta peran besar Korlantas untuk menertibkan perjalanan kendaraan pribadi, terutama roda dua. "Berdasarkan prediksi kami tahun lalu, yang paling bahaya itu sepeda motor. Jumlah pemudik naik sepeda motor itu bisa naik 50 persen," ujar Jonan. "Totalnya bisa sampai 5 juta lebih, itu yang harus diantisipasi oleh rekan-rekan dari Dinas Perhubungan, Korlantas, dan Pemda."
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.