BI Rate Turun, JK: Dunia Usaha Harus Lebih Bergairah

Reporter

Sabtu, 18 Juni 2016 05:00 WIB

Wapres Jusuf Kalla menjawab pertanyaan dari Petugas Sensus Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik, di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta, 27 Mei 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Penurunan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin diyakini mampu menggairahkan dunia usaha nasional serta mendorong aliran investasi domestik dan asing ke sektor riil.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) akan mengurangi biaya modal, terutama dari pos beban bunga pinjaman. Artinya, ongkos usaha pada sektor riil akan menyusut, sementara keuntungan mampu naik lebih tinggi.

“Artinya, diharapkan bahwa dunia usaha akan lebih bergairah karena ongkos pada bidang modal menurun,” ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jumat, 17 Juni 2016.

Dia menggambarkan, selama ini tingkat pengembalian investasi atau internal rate of return (IRR) proyek di Indonesia sulit mencapai angka ideal 12-14 persen karena beban dari level bunga pinjaman yang menjulang. “Kalau bunga rendah, harga pokok bisa turun. Kami harapkan supaya orang mau investasi daripada deposito di bank saja,” katanya.

Sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen. Deposit facility juga turun 25 basis poin menjadi 4,5 persen dan lending facility turun 25 basis poin menjadi 7 persen berlaku mulai 17 Juni 2016.

Adapun BI 7-day Repo Rate mengalami penurunan yang sama 25 basis poin menjadi 5,25 persen. Dengan begitu, term structure operasi moneter BI untuk tujuh hari sebesar 5,25 persen, dua minggu sebesar 5,45 persen, satu bulan sebesar 5,7 persen, tiga bulan sebesar 6,10 persen, enam bulan 6,30 persen, sembilan bulan 6,4 persen, dan 12 bulan 6,50 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BIÂ Tirta Sagara mengatakan pemulihan ekonomi global berlangsung lambat dan tidak merata. Risiko pasar keuangan global sedikit mereda karena ekonomi Amerika Serikat belum terlalu menguat, di antaranya disebabkan investasi non-residensial yang masih lambat.

BISNIS.COM


Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

13 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya