Ini Alasan Unilever Indonesia Naikkan Harga Produk 1,9 Persen

Reporter

Rabu, 15 Juni 2016 01:00 WIB

PT Unilever Oleochemical Indonesia yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara. Pabrik ini didesain untuk mengolah 165.000 ton Crude Palm Kernel Oil (CPKO) per tahun dan menghasilkan 206.000 ton produk oleochemicals per tahun. TEMPO/Pingit Aria

TEMPO.CO, Jakarta - PT Unilever Indonesia memutuskan menaikkan harga sejumlah produknya 1,9 persen pada Februari lalu.

Sancoyo Antarikso, External Relations Director & Corporate Secretary Unilever Indonesia, menuturkan ada beragam pertimbangan yang membuat pihaknya menaikkan harga. "Salah satunya pressure di cost, kuartal I kemarin dolar naik," ujar Sancoyo di Le Meridien Jakarta, Selasa, 14 Juni 2016.

Sancoyo berujar, pelemahan rupiah terhadap dolar menjadi pertimbangan penting yang mempengaruhi kenaikan harga produk. Namun pihaknya belum dapat memastikan apakah hingga akhir tahun kenaikan harga tidak terjadi lagi.

"Kami akan terus pantau perkembangannya. Nanti kita lihat lagi," ujar Sancoyo. Dia berujar, tahun lalu, pihaknya menaikkan harga produk dalam tiga periode berbeda, yaitu Maret, Agustus, dan Oktober. Kenaikan rata-rata harga produk tahun lalu adalah 3 persen. "Intinya, kenaikan harga tidak lebih dari inflasi," ucapnya.

Terkait dengan penjualan, Sancoyo menuturkan, selama Ramadan, pasar tumbuh 5-7 persen. Unilever menargetkan tumbuh di atas rata-rata. "Kalau bisa kita inginnya lebih," ujarnya. Menurut dia, setiap tahun, Ramadan akan berkontribusi terhadap tingginya penjualan, yaitu mencapai 25-26 persen.

Sancoyo mengatakan saat ini Unilever memiliki total seribu produk atau stock keeping unit. Dia mengaku, hingga akhir tahun nanti, tak ada rencana akuisisi atau peluncuran merek baru. "Paling inovasi saja. Tahun ini kita launch dan relaunch 40 jenis," katanya. Adapun 15 di antaranya telah dilakukan pada kuartal I kemarin.

Penjualan Unilever tercatat tetap mengalami pertumbuhan positif sepanjang 2015, yaitu Rp 5,7 persen menjadi Rp 36,5 triliun dengan pertumbuhan laba 2 persen.

Kategori foods and refreshment disebut menjadi kategori dengan pertumbuhan tertinggi dengan jumlah penjualan yang berhasil dibukukan mencapai Rp 11,1 triliun. Sedangkan kategori home and personal care mencatatkan penjualan Rp 25,4 triliun.

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

4 hari lalu

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

Unilever Indonesia mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama 2024 dengan mencatat peningkatan margin kotor serta pertumbuhan volume dasar yang positif.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Bersama Masjid Istiqlal Ajak Masyarakat Kelola Sampah

36 hari lalu

Unilever Indonesia Bersama Masjid Istiqlal Ajak Masyarakat Kelola Sampah

Di bulan Ramadan yang mulia ini, PT Unilever Indonesia Tbk bersama Masjid Istiqlal mengajak masyarakat khususnya para pengunjung Masjid Istiqlal untuk lebih bijak dalam memilah dan mengolah sampah, di area Masjid Istiqlal.

Baca Selengkapnya

Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

53 hari lalu

Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

Menteri Luhut membeberkan modus instansi kementerian dan lembaga yang menyulap produk impor dan dikemas agar tampak sebagai produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Unilever Ungkap Dampak Aksi Boikot Israel: Sentimen Negatif Paling Terasa di Padang dan Aceh

8 Februari 2024

Unilever Ungkap Dampak Aksi Boikot Israel: Sentimen Negatif Paling Terasa di Padang dan Aceh

Presdir Unilever Benjie Yap mengatakan sentimen negatif mulai meningkat akibat fatwa yang dikeluarkan MUI pada November 2023 lalu.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Catat Laba Rp 4,8 Triliun di 2023

7 Februari 2024

Unilever Indonesia Catat Laba Rp 4,8 Triliun di 2023

Kinerja awal tahun mulai membaik, Unilever berpeluang kembali bertumbuh di Kuartal II 2024

Baca Selengkapnya

Benjie Yap, Bawa Semangat dan Transformasi Baru untuk Pasar Konsumen Indonesia

7 Februari 2024

Benjie Yap, Bawa Semangat dan Transformasi Baru untuk Pasar Konsumen Indonesia

Benjie memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan kualitas hidup konsumen yang dilayani oleh Unilever.

Baca Selengkapnya