Inflasi Tak Pengaruhi Harga Tiket Pesawat

Reporter

Senin, 6 Juni 2016 23:00 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tidak akan mengkaji penyesuaian tarif batas atas dan bawah tiket pesawat terbang karena dinilai tidak terpengaruh inflasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, di Jakarta, Senin (6 Juni 2016), mengatakan selain inflasi, faktor yang memengaruhi, yakni harga minyak dunia, dalam hal ini avtur yang menyerap hampir 50 persen dari biaya operasi.

"Kalau misalnya biaya operasinya naik kita tinjau kembali, kalau turun juga kita tinjau kembali, kalau harga minyak turun, kami turunkan," katanya.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi pada Mei 2016 tercatat 0,24 persen setelah empat bulan mengalami deflasi.

Penyumbang terbesar pertama, yaitu daging ayam ras dengan kenaikan rata-rata 17 persen dengan kontribusi pada inflasi 0,08 persen.

Sementara itu, penyumbang kedua, yaitu tarif angkutan udara yang naik 6,59 persen dengan andil terhadap inflasi 0,06 persen.

Untuk itu, Suprasetyo yang diadukan ke polisi karena membekukan ijin operasi baru Lion Air Group, akan memperketat pengawasan dalam implementasi tarif batas atas dan bawah oleh maskapai.

"Kami monitor di 35 bandara, inspektur angkutan juga ada di sana, kita cek di internet harganya berapa yang dijual, kami survei dengan menanyakan kepada penumpang berapa harga yang mereka punya," katanya.

Namun, dia menilai wajar apabila maskapai menaikkan tarif pesawat pada musim ramai dan menurunkan pada musim sepi. "Ini hukum ekonomi, jadi wajar, asalkan tidak boleh melebihi batas, itu melanggar peraturan," katanya.

Pasalnya, pada Lebaran 2015, ditemukan beberapa maskapai yang melanggar tarif batas atas.

"Waktu itu ditemukan bukan hanya penerbangan berbiaya murah," katanya.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memperkirakan kenaikan penumpang pesawat udara pada mudik Lebaran 2016 sebanyak 7,62 persen dengan prediksi total 6,9 juta penumpang, yang terdiri dari 6,1 juta penumpang dalam negeri dan 872.410 penumpang dalam negeri.

Untuk itu, penambahan penerbangan juga meningkat lima persen dari kapasitas yang tersedia, yaitu 410.167 kursi angkutan dalam negeri dan 72.586 kursi angkutan luar negeri.

Berikut data penerbangan tambahan per 3 Juni 2016, yaitu Indonesia AirAsia satu rute yang diajukan, Indonesia AirAsia Extra dua rute, Garuda Indonesia empat rute, Batik Air 14 rute.

Untuk penerbangan tambahan internasional per 3 Juni 2016, di antaranya Jetstar Asia Airways tiga rute dan Singapore Airlines satu rute.


ANTARA

Berita terkait

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

9 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya