Pedagang merapihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 1 Februari 2016. Menurut Badan Pusat Statistuk Nasional inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen, kelompok bahan makanan menjadi komponen pembentuk inflasi tertinggi pada Januari yaitu 2,2 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Viva Yoga Mauladi mengatakan Dewan akan memanggil pihak-pihak terkait untuk membicarakan masalah kenaikan harga pangan.
"Dalam pekan inilah. Kami lagi rapat dengan pimpinan," kata Viva saat ditemui dalam acara diskusi "Sengkarut Tata Kelola Pangan" di Veteran Coffee, Jakarta Pusat, Senin, 6 Juni 2016.
Dalam acara itu, Viva mengkritik langkah pemerintah melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga daging sapi. Ia menyatakan harga daging sapi belum menunjukkan tren penurunan. "Sekarang sudah turun belum? Enggaklah" ujarnya.
Dalam soal kenaikan harga pangan ini, Viva mengusulkan pemerintah hadir dalam rangka menciptakan sistem ekonomi pasar yang berkeadilan, bukan sistem ekonomi komando. "Pemerintah mengatur agar adil bagi konsumen dan produsen."
Viva juga mengusulkan diversifikasi pangan. Menurut dia, belum ada diversifikasi pangan. Dia mencontohkan, konsumen memilih daging ayam ketika harga daging sapi naik, bukan daging kerbau. "Daging sapi naik, larinya ke ayam. Akibatnya, harga ayam ikut naik."
Viva menambahkan, pemerintah terlalu mudah mengatakan ada kartel atau mafia yang bermain ketika terjadi kenaikan harga pangan. Ia meminta pemerintah tidak lagi gampang mengeluarkan tuduhan seperti itu.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.