Kinerja Tak Maksimal, FITRA Minta Dua Menteri Ini Dicopot  

Minggu, 5 Juni 2016 22:11 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk stiker Sensus Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) yang terpasang di jendela Istana Merdeka, Jakarta Pusat, 25 Mei 2016. Petugas sensus didampingi Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin melakukan sensus ekonomi kepada Joko Widodo. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Presiden Joko Widodo merombak susunan kabinet, khususnya dua menteri ekonomi, karena kinerjanya dinilai tak memuaskan. Sekretaris Jenderal FITRA Yenny Sucipto menyebutkan dua menteri itu adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.

"Menteri Keuangan tak menunjukkan kinerja bagus dalam hal penerimaan negara," kata Yenny saat ditemui di kantor FITRA, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Ahad, 5 Juni 2016.

Akibat kinerja yang tak maksimal itu, defisit anggaran negara berdampak terhadap ruang fiskal. Hal ini terjadi karena tak ada tindak lanjut mengenai pengelolaan keuangan negara yang mandiri dan berdaulat.

Selain itu, Yenny mengkritik rencana tax amnesty atau pengampunan pajak yang menunjukkan Menteri Keuangan tidak bekerja secara maksimal dalam hal optimalisasi pendapatan negara dari sektor pajak. "Padahal Bank Indonesia menyampaikan bahwa tax amnesty tak memberikan kontribusi (bagi APBN)."

Sedangkan Menteri BUMN Rini Soemarno dianggap tidak memiliki road map untuk mengelola BUMN. Terlebih, FITRA melihat, kini BUMN banyak diarahkan untuk berhutang dan dianggap belum menerjemahkan arti Pasal 33 dalam UUD 1945.

Yenny menuturkan, baik induk maupun anak perusahaan, BUMN sama-sama tak memiliki road map. Menurut dia hal itu ironis. Sebab, BUMN seharusnya menjadi lembaga yang mengarahkan ekonomi berdaulat dan mandiri. "Rini Soemarno kami minta di-reshuffle."

Yenny mengaku cukup khawatir dengan utang BUMN yang sudah ia ungkap sebelumnya. Ia menyebut, ada komitmen utang dengan pihak Cina dalam pembahasan RAPBNP 2016. "Kalau enggak bayar, bisa-bisa 10-15 tahun lagi aset kita dimiliki mereka (Cina)."

DIKO OKTARA


Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

35 menit lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

4 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

19 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

22 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya