TEMPO.CO, Jakarta - Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Kalimantan dan Aceh difokuskan pada masalah penambahan ketersediaan listrik di dua wilayah itu.
Hari ini, 2 Juni 2016, yang merupakan hari kedua kunjungan kerjanya, Jokowi akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. PLTMG Arun yang rampung pengerjaannya Desember 2015 berkapasitas 184 MW.
Berdasarkan rilis yang diterima Tempo, seusai peresmian PLTMG Arun, Jokowi dan rombongan berangkat menuju Kalimantan Barat. Tujuannya adalah Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah.
Di daerah itu Jokowi akan melakukan peletakan batu pertama Mobile Power Plant Kalimantan Barat dengan kapasitas 4 x 25 MW. Selain itu, Jokowi juga meresmikan PLTU Ketapang berkapasitas 2 x 10 MW.
Sehari sebelumnya, Rabu, 1 Juni 2016, Jokowi meresmikan pembangunan mobile power plant berkapasitas 350 MW di Desa Air Anyir, Kecamatan Merwang, Kabupaten Bangka. PLTU itu akan membantu mengatasi kebutuhan listrik untuk wilayah Sumatera.
Menurut Jokowi, pilihan mobile power plant dinilai lebih cepat dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, yang membutuhkan waktu empat-lima tahun. "Mobile power plant yang menggunakan gas bisa selesai dalam waktu enam bulan," katanya.
Pembangunan mobile power plant guna mengatasi kekurangan suplai listrik. Warga mengeluhkan kurangnya pasokan listrik. Jokowi kemudian memerintahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir untuk segera membangun pembangkit listrik di Bangka Belitung.
Jokowi menjelaskan, saat ini sudah dibangun pembangkit listrik 30 MW yang memasuki tahap uji coba. Pada akhir September nanti akan ditambah lagi 25 MW. Dengan begitu pada 2016 tersedia listrik 50-60 MW yang bisa memenuhi kebutuhan di Bangka Belitung.