Bandung Dorong Petani Jual Hasil Panen ke Toko Tani  

Reporter

Rabu, 1 Juni 2016 17:05 WIB

Pedagang Sayuran. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bandung mendorong para petani di wilayahnya memaksimalkan pemasaran hasil panen melalui Toko Tani, usaha di bawah naungan pemerintah, yang dipastikan memiliki nilai jual lebih tinggi.

Bupati Bandung Dadang M. Naser mendorong para petani menjual hasil pertaniannya ke Toko Tani yang telah berdiri di tujuh kecamatan di Kabupaten Bandung. Menurut dia, penjualan ke Toko Tani akan lebih menguntungkan para petani dibandingkan dengan menjualnya ke tengkulak atau langsung ke pasar. Selain itu, keberadaan Toko Tani diharapkan bisa mampu mengendalikan harga pangan dan inflasi yang selalu melambung saat bulan puasa dan Lebaran.

"Harga pangan dari petani harus mahal biar mereka sejahtera, tapi harus tetap terjangkau oleh masyarakat. Solusinya, petani bisa langsung menjual hasil panennya ke Toko Tani tanpa melalui tengkulak," ujar Dadang, Rabu, 1 Juni 2016.

Dia mencontohkan, selama ini petani menjual beras dengan harga Rp 6.000 per kilogram. Kemudian tengkulak dan pedagang menjualnya sampai Rp 10 ribu per kilogram.

Adapun di Toko Tani, beras dijual petani Rp 7.500 per kilogram, sehingga petani meraih untung lebih besar dan pembeli bisa mendapat beras dengan harga murah. Selain beras, bawang merah juga dijual di Toko Tani Rp 15-20 ribu per kilogram, padahal harga di pasaran mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

Dengan menjual Rp 20 ribu per kilogram, petani sudah meraih untung besar karena biasanya menjual Rp 15 ribu per kilogram kepada tengkulak. Dadang menyebutkan Toko Tani saat ini terdapat di sejumlah kecamatan, seperti Cimaung, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka, Rancaekek, Kutawaringin, dan Ciparay, dan ditargetkan dibangun lagi di 24 kecamatan lain.

"Toko Tani ini harga pangan tidak boleh lebih dari yang ditentukan karena pemerintah memberikan subsidi dari bibit, fasilitas, hingga pembinaannya. Selanjutnya kami akan bangun dengan yang lebih besar, berupa pasar agro," tutur Dadang.

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah mengambil solusi jangka pendek untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Ramadan. Ketua Harian HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmadja mengemukakan bahwa kebijakan yang diambil berupa pasokan produksi pada tingkat hulu, seperti sayuran dan daging.

Dengan demikian, saat proses distribusi dilakukan, kebutuhan konsumen akan terpenuhi. "Strategi efektif itu memelihara pasokan di hulu serta konsolidasi di antara pemangku kepentingan," ucapnya.

Entang menyoroti kenaikan beberapa harga komoditas, seperti bawang merah, daging ayam, dan daging sapi, saat ini karena ketersediaan di hulu tidak dipersiapkan dengan baik. Bahkan konsolidasi antara pemerintah dan petani tidak berjalan lancar. Akibatnya, kondisi kenaikan tiga komoditas itu tidak terelakkan lagi. "Kalau pemerintah serius, harga kebutuhan pokok masyarakat tidak akan terulang setiap tahun yang naik terus," ujarnya.

BISNIS.COM


Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

3 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

13 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

20 hari lalu

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

24 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya