BI Terbitkan Buku Kajian Stabilitas Keuangan Teranyar  

Senin, 30 Mei 2016 13:35 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Nomor 26 edisi Maret 2016. Buku tersebut berjudul Mitigasi Risiko Sistemik untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mendorong Intermediasi di Tengah Tantangan Global dan Domestik.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan tema mitigasi risiko sistemik merefleksikan langkah bank sentral mendukung sistem keuangan Indonesia melalui kebijakan makroprudensial. Dengan kebijakan makroprudensial kebijakan moneter serta sistem pembayaran, perekonomian diharapkan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan.

Walaupun kebijakan makroprudensial relatif baru diterapkan di Indonesia, menurut Agus, hal tersebut dapat berdampak positif. “Dalam upaya menjaga stabilitas sistem keuangan nasional," kata Agus saat peluncuran buku KSK di kantornya, Senin, 30 Mei 2016. Dampaknya secara khusus untuk mencegah dan mengurangi risiko sistemik serta mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas.

Agus mengatakan kebijakan makroprudensial yang telah ditempuh mampu meredam berbagai potensi risiko dalam sistem keuangan. Kebijakan diambil melalui berbagai instrumen, seperti loan to value ratio (LTV) atau financing to value ratio (FTV) pada kredit properti, penetapan down payment pada kredit kendaraan bermotor, penetapan batasan loan to funding ratio yang dikaitkan dengan giro wajib minimum, dan penetapan countercyclical buffer (CCB) dalam permodalan bank.

Menurut Agus, buku KSK merupakan salah satu sarana transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi, tugas, dan kewenangan Bank Indonesia di bidang makroprudensial dan stabilitas sistem keuangan (SSK). Buku tersebut memaparkan hasil asesmen mengenai keterkaitan dan interaksi antarpelaku ekonomi yang meliputi pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, perbankan, industri keuangan nonbank (IKNB), infrastruktur keuangan, serta pengukuran dampaknya terhadap SSK.

KSK juga mengupas identifikasi potensi sumber-sumber dan risiko dan kerentanan pelaku ekonomi secara menyeluruh yang berpotensi mengganggu SSK. "Hasil asesmen tersebut merupakan materi penting yang digunakan sebagai salah satu sumber formulasi kebijakan makroprudensial," kata Agus.

Buku KSK dilandasi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) yang baru saja terbit pada 15 April 2016. "Undang-Undang ini memberikan landasan yang kuat bagi upaya menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia," kata Agus.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya