Menristek Dorong Terwujudnya PLTN di Tanah Air  

Reporter

Rabu, 25 Mei 2016 12:40 WIB

Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ostrovets, Belarusia, 19 April 2016. PLTN ini merupakan pembangkit listrik bertenaga nuklir pertama yang dibangun di Belarusia. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menegaskan bahwa Indonesia harus segera membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk pengembangan energi guna memenuhi kebutuhan energi 60 ribu megawatt pada 2025.

"Nuclear powerplant harus menjadi pertimbangan yang sangat tinggi," kata Nasir di Jakarta, Selasa.

Nasir menjelaskan, pergeseran tren sumber daya energi yang digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia mulai beralih dari minyak dan batu bara menjadi energi baru terbarukan, termasuk nuklir. Dia menjabarkan bagaimana negara Eropa, seperti Prancis, memanfaatkan PLTN sebagai sumber energi bahkan diekspor ke negara lain. Lebih lagi Jerman, yang menutup diri akan pembangunan PLTN, tetap menggunakan energi dari hasil PLTN yang diimpor dari Prancis.

Di Timur Tengah, Nasir melanjutkan, Uni Emirat Arab juga tengah membangun empat PLTN yang akan selesai setiap tahun mulai 2017 hingga 2020. Nasir, yang berbincang dengan Menteri Energi Uni Emirat Arab saat peringatan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun lalu, menjelaskan bahwa negara dengan penghasil minyak nomor tiga di dunia tersebut akan mengalihkan produksi energi dari minyak ke nuklir.

"Nuklir adalah masa depan kami, minyak untuk anak dan cucu kami," kata Nasir menirukan jawaban Menteri Energi Uni Emirat Arab ketika ditanya mengapa menggunakan nuklir. Arab Saudi, yang mengalami defisit anggaran karena harga minyak dunia anjlok, pun telah mengumumkan penggunaan tenaga nuklir sebagai pengganti minyak pada 2020.

Adapun di Asia, Nasir melanjutkan, selain Jepang yang sudah lama memiliki PLTN, negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia, juga sudah berkomitmen membangun reaktor nuklir. "Negara tetangga kita melihat, apabila 2018-2019 Indonesia tidak membangun, dia akan membangun nuclear powerplant di Serawak," tutur Nasir.

Dia menjelaskan, apabila pertimbangan Indonesia tidak membangun PLTN karena keselamatan dan keamanan, pertimbangan tersebut akan percuma karena Malaysia bakal membangun tenaga nuklir di wilayah yang dekat dengan Indonesia. "Pertanyaannya, kalau risiko terjadi bencana, siapa yang kena duluan? Kita (Indonesia)," ucap Nasir.

Dia berkali-kali menekankan bahwa pembangunan PLTN sangat aman dan terkendalikan. Selain itu, produksi energi dari PLTN bisa menekan biaya karena sangat murah.

ANTARA


Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

UI Buka Program Doktoral Kajian Stratejik dan Global Pertama di Indonesia

12 September 2020

UI Buka Program Doktoral Kajian Stratejik dan Global Pertama di Indonesia

UI juga menjalin kerja sama dengan University of British Columbia, Kanada, untuk memajukan pendidikan dan riset di masa pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Satgas Pastikan Kerja Tim Percepatan Vaksin Dapat Selesai Akhir 2021

8 September 2020

Satgas Pastikan Kerja Tim Percepatan Vaksin Dapat Selesai Akhir 2021

Pembentukan tim didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19.

Baca Selengkapnya

Menteri Riset: Kita Perlu Strategi Imitasi untuk Maju, Maksudnya?

10 November 2019

Menteri Riset: Kita Perlu Strategi Imitasi untuk Maju, Maksudnya?

Menteri Riset mengatakan kita perlu melakukan strategi imitasi atau meniru inovasi yang negara maju seperti yang pernah dilakukan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya