Presiden Joko Widodo berbincang dengan Seskab Pramono Anung sebelum memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 April 2016. Dalam ratas tersebut, Jokowi juga mengundang pimpinan KPK, Gubernur DKI Jakarta, dan sejumlah menteri terkait proyek reklamasi. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dijadwalkan melawat ke Jepang akhir pekan ini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kunjungan presiden ini dalam rangka menghadiri konferensi tingkat tinggi Group of Seven (G-7).
"Presiden memenuhi undangan Perdana Menteri Jepang selaku tuan rumah (pertemuan) G-7," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016.
Retno menjelaskan, seusai pertemuan anggota negara-negara G-7 yang berlangsung pada 26-27 Mei, Presiden Jokowi diminta hadir (outreach meeting) bersama perwakilan beberapa negara lainnya. Pertemuan itu membahas dua hal, yaitu stabilitas dan kesejahteraan di Asia serta Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Menurut dia, Presiden akan menjadi salah satu pembicara utama dalam sesi tersebut.
Selain itu, di sela pertemuan, pemerintah Indonesia menerima beberapa permintaan pertemuan bilateral. Negara yang sudah menaruh minat ialah Sri Lanka dan Prancis. "Kami juga menerima pertemuan dengan Gubernur Perfektur Aichi, Nagoya," kata Menteri Retno.
Secara umum, pertemuan G-7 ini membahas sejumlah agenda penting. Beberapa isu yang menjadi tema utama ialah perdagangan ekonomi global yang tengah melemah, kebijakan luar negeri yang mencakup terorisme, isu Timur Tengah, dan Korea Utara. Lalu ada pembahasan mengenai perubahan iklim dan energi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
56 menit lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.