Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) bersama CEO Saudi Aramco Amin al-Nasser (kiri), menandatangani penetapan kontrak proyek RDMP di Kompleks Pertamina Lomanis, Cilacap, Jateng, 26 November 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco resmi menandatangani kontrak pengadaan konstruksi proyek perluasan kilang di Cilacap, Jawa Tengah. Kedua perusahaan sepakat menunjuk Amec Foster Wheeler Energy Ltd sebagai kontraktor pengadaan konstruksi atau Engineering Procurement and Construction (EPC).
"Ini merupakan tekad kami dengan Saudi Aramco dan untuk mengembangkan kilang-kilang terbaik di dunia. Nanti kami akan hasilkan produk yang efisien dan akan disambungkan ke industri petrokimia," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Senin 23 Mei 2016.
Dwi mengatakan penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari Head of Agreement (HoA) yang ditandatangani pada November 2015. Dengan selesainya kontrak tersebut, maka pengerjaan EPC bisa dimulai pada 2019 dan selesai pada 2022.
Kontraktor, kata Dwi, akan melakukan pekerjaan dasar selama delapan hingga sembilan bulan ke depan dan diharapkan Front End Engineering Design (FEED) tuntas pada 2018. Proses tersebut merupakan bagian dari investasi rencana perluasan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yang angkanya ditaksir mencapai US$ 5 miliar.
Dwi memperkirakan sekitar bulan Oktober 2018 mendatang sudah bisa dilakukan pengerjaan fisik. “Nanti di tahun ini kami bisa selesaikan penyusunan perusahaan patungan dengan Saudi Aramco," katanya.
Pertamina, menurut Dwi, akan mengambil porsi 55 hingga 60 persen dalam perusahaan patungan tersebut. Sedangkan Saudi Aramco akan mengambil sisanya yaitu sekitar 40 persen.
Jika perusahaan patungan ini sudah terbentuk, maka pengerjaan kilang Cilacap diharapkan sudah bisa dimulai dengan hasil akhir peningkatkan kapasitas produksi naik dati 340 ribu barel per hari (bph) menjadi 370 ribu bph dengan kualitas mencapai Euro 4. "Dan 70 persen supply minyak akan dipasok dari Saudi Aramco, dan tentu masih dengan koridor harga yang tepat," katanya.
Saat ini kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina mencapai 853 ribu bph atau 81,78 persen dari kapasitas total sebesar 1,043 juta bph. Sedangkan kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta bph.
RDMP Cilacap ini merupakan satu dari empat proyek RDMP Pertamina yaitu Balongan, Cilacap, dan Balikpapan. Apabila seluruh RDMP ini selesai, maka kapasitas keempat kilang itu akan naik dari 820 ribu bph menjadi 1,61 juta bph.
Kementerian Desa PDTT Apresiasi Pertamina dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
8 hari lalu
Kementerian Desa PDTT Apresiasi Pertamina dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
Komitmen Pertamina ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, karena telah berkontribusi dalam menjalankan Program TJSL yang mendorong kawasan transmigrasi di Indonesia.
Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara
10 hari lalu
Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara
PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkuat posisinya sebagai pengangkut LPG 'top tier' di Asia Tenggara dengan menambah dua kapal tanker gas raksasa Very Large Gas Carrier (VLGC), yakni Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia.
Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional
11 hari lalu
Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional
Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.