Aktivis Lingkungan Tolak Rencana Ekspansi PLTU Cirebon  

Reporter

Minggu, 15 Mei 2016 17:06 WIB

Aktivis lingkungan hidup dari Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup, dan Jaringan Advokasi Tambang menggelar aksi damai menuntut pemerintah meninggalkan penggunaan batu bara di atas crane pelabuhan PLTU Cirebon, Jawa Barat, 15 Mei 2016. Foto: Greenpeace

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Break Free memprotes rencana ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon. Koalisi yang terdiri atas Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) itu pun melakukan aksi damai dengan menaiki crane pagi ini di pelabuhan batu bara PLTU Cirebon untuk menghentikan aktivitas bongkar-muat batu bara.

Kapasitas PLTU Cirebon rencananya akan ditambah. PLTU Cirebon merupakan salah satu PLTU yang termasuk proyek listrik 35 ribu megawatt. Namun, rencana ekspansi ini mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Beberapa organisasi lingkungan pun menyoroti proyek tersebut karena lebih dari 60 persen sumber energi yang digunakan PLTU itu berasal dari batu bara. Sementara itu, sumber energi terbarukan hanya mendapat porsi 20 persen.

Para aktivis menilai, rencana ekspansi itu akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan sosial, khususnya kesehatan masyarakat. Menurut keterangan resmi Koalisi Break Free, Ahad, 15 Mei 2016, mereka mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan dalam mengurangi sekaligus menghentikan penggunaan batu bara.

Para aktivis dalam Koalisi Break Free juga membentangkan spanduk besar bertuliskan "Quit Coal" dalam aksi damai tersebut. Mereka menganggap, pemerintah perlu beralih dari batu bara demi kesehatan lingkungan dan keselamatan warga negara. Menurut data dari Greenpeace dengan Harvard University, polusi dari pembangkit listrik bertenaga batu bara menyebabkan 6.500 kematian dini per tahun akibat berbagai penyakit pernapasan.

Juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Arif Fiyanto, mengatakan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru akan mengakibatkan risiko kesehatan yang lebih tinggi. "Kematian terjadi lebih cepat dari waktunya akibat stroke, serangan jantung, kanker paru-paru, serta penyakit jantung dan pernapasan lainnya. Dampak kesehatan ini utamanya mengancam anak-anak," katanya.

Koordinator Jatam, Hendrik Siregar, mengatakan pembakaran batu bara di PLTU Cirebon akan sangat berdampak terhadap kondisi iklim, khususnya di Pulau Jawa yang listriknya banyak dipasok PLTU. PLTU Cirebon adalah salah satu potret buruk yang mengabaikan suara, hak, dan keselamatan rakyat.

"Tepat kalau PLTU Cirebon menjadi salah satu tempat untuk menagih janji pemerintah dalam mengedepankan keselamatan rakyat dan mengatasi masalah iklim yang kian kronis," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

2 hari lalu

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

BNPT menggencarkan asesmen dan sosialisasi Pedoman Pelindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme setelah melakukan serangkaian asesmen venue pendukung acara Word Water Forum Ke-10.

Baca Selengkapnya

Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

14 hari lalu

Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

Selama 11-15 April di libur Lebaran, ada lebih dari 50 ribu wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

25 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

46 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Bangun Pembangkit hingga Suplai Material, Walhi Prediksi Lingkungan Sekitar IKN Tambah Rusak

54 hari lalu

Bangun Pembangkit hingga Suplai Material, Walhi Prediksi Lingkungan Sekitar IKN Tambah Rusak

Walhi memprediksi kerusakan lingkungan di sekitar IKN akan semakin parah buntut banyak proyek seperti pembangkit listrik hingga suplai material.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

57 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan, Pertamina NRE Gandeng Hitachi Energy

23 Januari 2024

Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan, Pertamina NRE Gandeng Hitachi Energy

Pertamina NRE bekerja sama dengan Hitachi Energy mengembangkan inovasi konservasi energi dan sistem ketenagalistrikan yang ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bauran Energi Terbarukan Rendah, IESR Dorong PLTS dan Minta Komitmen Politik

17 Januari 2024

Bauran Energi Terbarukan Rendah, IESR Dorong PLTS dan Minta Komitmen Politik

Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan pemerintah mesti bisa memanfaatkan sisa waktu dua tahun mengejar target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya