Warga Menilai Penggunaan APBN untuk LRT Hambat Proyek Kereta

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 10 Mei 2016 04:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia menilai penggunaan kembali dana Anggaran Dan Pendapatan Belanja Negara untuk membangun LRT Jabodebek dapat mengganggu anggaran pembangunan prasarana kereta api di luar Pulau Jawa.

Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, hal tersebut dapat terjadi karena Pemerintah Provinsi meminta pembangunan LRT Jabodebek tetap menggunakan APBN.

Terganggunya anggaran pembangunan prasarana kereta api di luar Pulau Jawa dapat terjadi jika pagu anggaran untuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan tidak ada tambahan.

Oleh karena itu, dia menuturkan, agar anggaran untuk membangun prasarana kereta api di luar Pulau Jawa tidak terganggu, sebaiknya terdapat anggaran khusus atau tambahan untuk membangun prasarana LRT Jabodebek dari Menteri Keuangan. “Jelasnya, anggaran untuk bangun jalur KA di luar Jawa bisa terganggu,” kata Djoko, Jakarta, Senin (9 Mei 2016).

Dia menambahkan jika harus memilih antara pembangunan LRT Jabodebek dengan prasarana kereta api di luar Pulau Jawa, sebaiknya kementerian perhubungan memprioritaskan pembangunan di luar Pulau Jawa.

Pembangunan prasarana kereta api di luar Pulau Jawa menjadi prioritas lantaran selama ini pembangunan jalur kereta api jauh tertinggal di dibandingkan dengan di dalam Pulau Jawa.

Selain itu, dia mengungkapkan, alasan mengapa sebaiknya pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan di luar Pulau Jawa karena moda transportasi untuk Jabodebek masih ada alternatif lainnya seperti bus rapid transit (BRT).

Adapun terkait dengan jenis sepur yang akan digunakan, dia mengatakan, sebaiknya menggunakan ukuran 1.067 milimeter (mm) agar memudahkan dalam hal perawatan. Dia menuturkan, apabila ingin menggunakan ukuran 1.435 mm, sebaiknya juga menggunakan balaiyasa sendiri.

Menurut dia, perawatan kereta api tidak hanya dilakukan di depo. Perawatan, dia menuturkan, juga dilakukan di Balai Yasa. Sementara itu untuk membuat Balai Yasa membutuhkan biaya, dan lahan yang cukup luas.

Terkait dengan LRT Jabodebek, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko beberapa waktu lalu menuturkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengirimkan surat kepada Kementerian Perhubungan.

Dalam suratnya, Pemprov DKI Jakarta mengusulkan agar pembangunan LRT Jabodebek – yang dalam rapat terbatas sebelumnya diputuskan menggunakan APBD sepenuhnya – tetap menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dengan menggunakan APBN.

Alasan Pemprov DKI Jakarta mengusulkan hal tersebut, dia mengatakan, karena pembangunan LRT Jabodebek merupakan proyek lintas provinsi. Oleh karena itu, dia mengatakan, apabila ingin menggunakan APBN kembali perlu diadakan rapat terbatas bersama dengan presiden.


BISNIS

Berita terkait

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

5 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

21 jam lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

1 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

3 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

3 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

4 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

5 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

5 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

7 hari lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya