Minim, Sertifikat Tenaga Profesional Untuk MEA di Indonesia

Selasa, 3 Mei 2016 10:26 WIB

Sejumlah wanita melakukan aksi teatrikal saat unjuk rasa menolak MEA dalam memperingati Hari Pergerakan Perempuan Indonesia di Jakarta, 22 Desember 2015. Demo ini digelar bersamaan dengan peringatan Hari Ibu. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Depok - Sosialisasi sertifikat Mutual Recognition Agreement sebagai standar kompetensi pekerja di tingkat ASEAN dinilai masih minim. “Padahal cukup penting untuk warga Indonesia yang mau bekerja di negara-negara ASEAN," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Salman Al Farisi, Selasa, 3 Mei 2016.

Padahal, menurut Salman, sedikitnya ada delapan profesi yang harus mengantongi sertifikat MRA dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kedelapan profesi itu adalah: insinyur, arsitektur, perawat, dokter, gokter gigi, akuntan, surveyor lahan dan pekerja pariwisata. Sertifikat itu juga merupakan harmonisasi peraturan pengakuan standar kompetensi pekerja profesional.‎

Salman menjelaskan, dengan berlakunya MEA sejak tahun ini, idealnya para tenaga profesional di Indonesia berlomba-lomba mendapatkan sertifikat MRA. Sayangnya, kata dia, minimnya sosialisasi membuat banyak tenaga profesional belum banyak yang peduli akan keberadaan sertifikat ini. Dengan kondisi seperti itu, menurut Salman, MEA tidak bisa terus-menerus disalahkan karena telah membuka persaingan antar warga negara di pasar tenaga kerja.

Sebagian kalangan sebelumnya menyatakan kekhawatirannya bahwa Indonesia bakal kebanjiran tenaga asing. Keberadaan orang asing bisa menimbulkan potensi masalah mengingat pengangguran di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara ASEAN lainya.

Salman menyebutkan angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,8 persen dari total penduduk, Thailand 0,8 persen, Singapura 2 persen dan Malaysia 2,9 persen. "Yang menjadi kekhawatiran adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Tapi, itu bisa diatasi karena kapasitas pekerja Indonesia jauh lebih tinggi dibanding negara lain di ASEAN," ujarnya.

Meski begitu, Indonesia mesti harus berbenah untuk menghadapi MEA. Salah satunya karena Thailand belakangan membuka kursus bahasa besar-besaran Bahasa Indonesia di negaranya. Artinya, mereka melihat Indonesia sebagai pasar yang besar. "MEA kesempatan menjadi proteksi sosial juga. Sebab, di Thailand telah membuat kebijakan proteksi sosial, untuk warganya," tuturnya.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya