Standard Produk Ketat, UMKM Gunakan Jasa Perantara Ekspor

Reporter

Rabu, 20 April 2016 23:01 WIB

Presiden Joko Widodo saat meninjau Pelabuahan Indonesia 4 saat mencanangkan Gerakan Peningkatan Ekspor 3 Kali Lipat dan Sulawesi Berstandar SNI di Pelabuhan Indonesia 4, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muhammad Rudy Salahuddin, mengatakan sebagian besar pelaku UMKM berorientasi ekspor menggunakan jasa perantara karena lebih efisien. Kebanyakan negara ekspor yang dituju menerapkan standar produk yang ketat.

Ada pula syarat sertifikasi produk, pengepakan, dan label produk. Negara yang mewajibkan standardisasi itu di antaranya Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Uni Eropa. Sedangkan, negara di kawasan Asia yang telah menerapkan sistem itu yakni Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, dan Cina.

Dengan memakai perantara ekspor, ongkos yang dikeluarkan UMKM untuk melakukan ekspor menjadi lebih tinggi. Dampaknya adalah keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. “Kondisi ini harus diubah supaya UMKM bisa mandiri mengekspor,” kata Muhammad dalam acara dialog kebijakan bertajuk Peran Jasa Perantara Dalam Meningkatkan Ekspor Produk UMKM di Yogyakarta, Rabu, 20 April 2016.

Pemerintah, kata dia saat ini sedang menyusun konsep agregator dan konsolidator ekspor UMKM. Caranya adalah lewat peran lima BUMN trading-logistik. Mereka bertugas membantu perdagangan yang efektif, memenuhi standar kualitas, dan layanan logistik sehingga UMKM dapat mengekspor dengan biaya yang lebih rendah. BUMN itu terdiri dari PT Sarinah, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Mega Eltra, BGR, dan Pos Indonesia.

Konsep agregator bicara soal sistem informasi dan integrasi data, perluasan pasar ekspor yang potensial. Agregator mengidentifikasi produk UMKM yang berstandar global. Bentuk standardisasi di antaranya membuat produk layak di pasar dunia, informasi produk yang gampang diakses. Di daerah, kepala daerah langsung mengawasi.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta,hanya sekitar 120 UMKM yang mengeskpor secara mandiri dari 400 eksportir. Sisanya menggunakan jasa perantara. Kepala Seksi Hubungan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Minorita mengatakan kebanyakan UMKM berorientasi ekspor, yang menggunakan jasa perantara belum punya modal yang kuat. Kapasitas produksi mereka juga terbatas. “Banyak pelaku UMKM yang belum tahu prosedur ekspor-impor,” kata Minorita.

Ketua Komunitas UMKM DIY, Prasetyo Atmosutidjo, mengatakan jumlah pelaku UMKM berbasis ekspor yang mengirim produk secara mandiri kurang dari 50 persen dari total UMKM di daerah ini. Di DIY terdapat setidaknya 600 ribu unit UMKM. Ia mengatakan pelaku UMKM menggunakan jasa perantara untuk mengekspor produknya karena terkendala kemampuan bahasa dan akses ke buyer yang minim.

Pelaku UMKM harus merogoh kocek untuk membayar ongkos jasa perantara. Rata-rata ongkos perantara ekspor 15-25 persen dari omzet pelaku UMKM. Perantara rata-rata merupakan orang dari luar negeri yang datang ke Yogyakarta. Mereka ada yang bekerja secara profesional dan ada yang hanya sementara mengambil barang produk UMKM. “Harga produk UMKM menjadi tidak kompetitif karena biaya ekspor lebih mahal,” kata Prasetyo.


SHINTA MAHARANI


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

10 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

56 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya