TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat pada Kamis waktu setempat atau Jumat pagi, 25 Maret 2016, WIB menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lain. Komentar hawkish sejumlah pejabat Federal Reserve menaikkan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,06 persen menjadi 96,105 pada akhir perdagangan.

Di sisi ekonomi, pesanan baru untuk barang-barang tahan lama Amerika Serikat pada Februari lalu menurun US$ 6,6 miliar atau 2,8 persen menjadi US$ 229,4 miliar. Hal itu diumumkan Departemen Perdagangan Amerika pada Kamis lalu.

Pada Selasa dan Rabu lalu, sejumlah pejabat mengungkapkan rencana kenaikan suku bunga. Rabu lalu, Kepala Cabang Federal Reserve St. Louis, James Bullard, menuturkan para pembuat kebijakan bank sentral harus mempertimbangkan menaikkan suku bunga pada pertemuan April di tengah prospek inflasi yang sehat.

Pernyataan Kepala Cabang The Fed Philadelphia Patrick Harker pada Selasa lalu tak jauh berbeda. Ia ingin melihat para pembuat kebijakan memperketat biaya pinjaman "sedikit lebih cepat".

Pernyataan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat pada Kamis lalu mengenai angka pengangguran lebih-kurang sejalan pula dengan ekspektasi pasar. Departemen Tenaga Kerja mengklaim pengangguran awal yang disesuaikan secara musiman meningkat 6.000 dibanding tingkat revisi pekan sebelumnya menjadi 265 ribu.

Dampaknya, pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh ke posisi 1,1179 dolar dari 1,1184 dolar. Pound Inggris naik menjadi 1,4165 dolar dari 1,4115 dolar. Sedangkan dolar Australia naik ke 0,7533 dolar dari 0,7528 dolar.

Xinhua melaporkan, dolar dibeli 112,81 yen Jepang, lebih tinggi daripada 112,41 yen pada sesi sebelumnya. Greenback naik menjadi 0,9757 franc Swiss dari 0,9749 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,3238 dolar Kanada dari 1,3206 dolar Kanada.

ANTARA