Proyek Infrastruktur Picu Defisit Transaksi, Ini Analisisnya

Reporter

Selasa, 22 Maret 2016 15:10 WIB

TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2016 meningkat menjadi 2,6 persen terhadap produk domestik bruto seiring dengan sejumlah aksi investasi pemerintah sejak awal tahun dan swasta yang mulai tergerak pada semester II/2016.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebutkan peningkatan defisit transaksi berjalan atau current account deficit bisa mencapai US$ 26 miliar. Investasi di bidang infrastruktur mendorong kebutuhan impor yang besar sekaligus menaikkan kebutuhan pendanaan dari luar negeri.

"Kami akan menduga di 2016 defisit akan meningkat dari US$ 17 miliar ke US$ 26 miliar. Ini dibiayai external financing dan FDI atau portfolio investment dan pinjaman luar negeri," ujarnya seusai menghadiri Acara Indonesia Investment Forum, di Jakarta, Selasa, 22 Maret 2016.

Seperti diketahui, CAD sebelumnya tercatat senilai US$ 17,8 miliar atau 2,06 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini melorot lebih jauh dari posisi defisit tahun sebelumnya senilai US$ 27,5 miliar atau 3,09 persen PDB.

Pertumbuhan utang luar negeri pada Januari 2016 tumbuh 2,2 persen, tapi pertumbuhan melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,8 persen (year-on-year). Posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir Januari 2016 tercatat sebesar US$ 308,0 miliar. "Selama CAD masih di bawah 3 persen, itu bentuk yang bisa diterima dan tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia," ucapnya.

BISNIS.COM


Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

10 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya