TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman kelapa hibrida perlu dikembangkan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang dialami penderes nira kelapa, kata Menteri Riset Teknologi dan Pendididikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir.
"Itu harus kita kembangkan tetapi masalah kelapa hibridanya harus kita carikan, harus kita kembangkan," katanya di Banyumas, Jawa Tengah, Senin sore (21 Maret 2016).
Menristek Dikti mengatakan hal itu kepada wartawan usai meninjau sentra industri gula kelapa binaan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang dilanjutkan dengan dialog bersama perwakilan penderes nira kelapa dan pengrajin gula kelapa di Gedung Unit Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Banyumas.
Menurut dia, daripada mengembangkan teknologi untuk memanjat pohon kelapa yang tinggi dengan biaya mahal lebih baik mengembangkan teknologi pada tanaman kelapa tersebut.
Terkait upaya yang akan dilakukan, dia mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap penderes nira kelapa karena dalam dialog terungkap adanya kesalahan dalam pengadaan bibit kelapa hibrida.
"Bukan karena apa-apa, pengadaannya ini yang harus kita lakukan," katanya.
Sementara saat berdialog dengan Menristek Dikti, salah seorang perwakilan penderes nira kelapa, Waryoko mengatakan bahwa Banyumas merupakan produsen gula kelapa nomor satu di Indonesia sedangkan Kecamatan Cilongok produsen gula kelapa di kabupaten itu.
Berdasarkan data, kata dia, 23,11 persen produsen gula kelapa di Kabupaten Banyumas berada di Kecamatan Cilongok dengan jumlah penderes sebanyak 6.803 orang yang tersebar di 20 desa.
Oleh karena itu, lanjut dia, produk gula kelapa di Kecamatan Cilongok mencapai lebih dari 9 ton per hari.
"Kami hidup pas-pasan karena harga gula kelapa yang menentukan bukan produsen melainkan pembelinya. Terlebih pohon kelapa warisan eyang buyut kita yang terus menerus kita ambil niranya dan karena bukan kelapa (yang diambil) sehingga tidak punya peremajaan cikal," katanya.
Waryoko mengharapkan program pengadaan bibit guna peremajaan pohon kelapa yang semakin tinggi sehingga sangat berisiko bagi penderes.
Dia juga mengharapkan jika ada teknologi tepat guna dari Kemenristek Dikti dapat ditularkan kepada penderes nira kelapa.
"Kami juga berterima kasih kepada Unsoed yang terus melakukan penelitian terhadap gula kelapa," katanya.
Terkait harapan perwakilan penderes nira kelapa itu, Menristek Dikti mengatakan bahwa perlu adanya teknologi agar pohon kelapa tidak tinggi tetapi bisa menghasilkan nira kelapa.
Menurut dia, masalah pohon kelapa sudah bisa diselesaikan dengan baik melalui pengembangan kelapa hibrida atau genjah yang bisa menghasilkan kualitas baik.
Selain itu, kata dia, riset terhadap nira kelapa juga perlu dilakukan karena tidak semua negara suka manis.
"Ini harus dilakukan riset pasar," katanya.
Ia mengatakan bahwa proses pengolahan dan pemasaran gula kelapa juga perlu mendapat perhatian sehingga bisa memberikan nilai tambah.
ANTARA
Berita terkait
Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi
25 hari lalu
Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall
Baca Selengkapnya4 Jenis Kecelakaan yang Tak Dijamin BPJS Kesehatan, Bagaimana Prosedur Klaimnya?
36 hari lalu
Begini syarat dan ketentuan jika korban kecelakaan dapat ditanggung BPJS.
Baca SelengkapnyaInilah 4 Jenis Kecelakaan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
4 Maret 2024
Tidak semua jenis kecelakaan masuk dalam cakupan perlindungan BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaPentingnya Kerjasama Perusahaan dan Rumah Sakit untuk Keselamatan Kerja
3 Maret 2024
PERDOKI mengingatkan pentingnya kolaborasi perusahaan dengan penyedia layanan kesehatan dalam menangani persoalan kesehatan dan keselamatan kerja.
Baca SelengkapnyaGangguan Pabrik Chandra Asri, Polusi Pembakaran Gas Selimuti Langit Cilegon
20 Januari 2024
PT Chandra Asri Pacifik Tbk mengalami gangguan alat yang menimbulkan pembakaran gas di cerobong.
Baca SelengkapnyaPerbaiki Saluran Air Limbah di Meikarta: 2 Pekerja Mati Lemas, 1 Semaput
11 Januari 2024
Dua pekerja tewas saat memperbaiki saluran pengolahan air limbah di area Distrik 1 Meikarta, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
Baca Selengkapnya7 Fakta Smelter Nikel di Indonesia
3 Januari 2024
Pada 24 Desember 2023, smelter nikel milik PT ITSS meledak dan menewaskan 13 orang. Berikut fakta-fakta smelter nikel di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua Kebakaran Tungku Smelter dalam Sepekan di Morowali, Kronologi Kejadian di PT ITSS dan PT GNI
31 Desember 2023
Dalam sepekan, dua insiden kecelakaan kerja terjadi di smelter di Morowali pada 24 dan 28 Desember 2023. Smelter terbakar dan membawa korban jiwa.
Baca SelengkapnyaLedakan Tungku Smelter di Morowali Tewaskan Belasan Pekerja, Luhut: Siapapun yang Melanggar akan Dihadapkan pada Hukum
29 Desember 2023
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal insiden meledaknya tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang beroperasi di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah
Baca SelengkapnyaDisnakertrans Turunkan Tim Investigasi di Lokasi Ledakan Tungku Smelter Morowali, Berfokus pada 3 Aspek
26 Desember 2023
Disnakertrans Sulteng telah menurunkan tim untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan kerja ledakan tungku smelter di kawasan industri PT IMIP.
Baca Selengkapnya