Tren Bunga Rendah Buat Saham Domestik Tarik Pemodal Asing

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 14 Maret 2016 20:36 WIB

Seorang pialang meniup terompet pada hari terakhir perdagangan di Bursa Efek Filipina (PSE), di Makati City, Manila, Filipina, 29 Desember 2015. Perdagangan saham di Filipina akan kembali aktif pasca Tahun Baru 2016. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa tren kebijakan suku bunga rendah bahkan negatif di negara maju akan membuat investasi di pasar saham domestik secara jangka panjang menjadi menarik bagi pemodal asing.

"Tren di negara maju saat ini suku bunga acuannya sedang diturunkan. Di Jepang, suku bunga deposito minus 0,5 persen. Theoretically, akan membuat pasar saham kita kompetitif," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin, (14 Maret 2016).

Ia mengemukakan bahwa secara historis, dalam 10 tahun terakhir kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI naik sekitar 307 persen. Fakta itu, sebenarnya juga dapat menarik minat investor masuk ke pasar saham domestik, terlebih saat negara tujuan investasi seperti kebanyakan negara maju sedang lesu akibat suku bunga rendah.

Tito Sulistio menambahkan bahwa seandainya dana asing di tengah tren bunga rendah negara maju itu tidak mengalir ke dalam negeri, maka dana investasi di Indonesia akan tetap meningkat melalui kebijakan pengampunan pajak atau "tax amnesty".

"Dari data yang ada, orang Indonesia yang belum melaporkan dananya itu sekitar Rp6.000-Rp7.000 triliun. Kalau asumsi bisa masuk saja Rp2.000 triliun, perbankan juga tidak kuat menampung. Kalau sekadar mengendap kan malah menjadi cost," paparnya.

Dengan demikian, lanjut dia, pasar modal berpotensi menampung dana itu salah satunya melalui reksa dana. Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan untuk menambah penerimaan dengan mengusulkan RUU Pengampunan Pajak agar dana para Wajib Pajak yang berada di luar negeri bisa dilaporkan kembali ke Indonesia dan dipungut pajaknya.

"Jangan sampai dana itu masuk ke Indonesia hanya sekedar laporan. Karenanya kalau tidak salah bisa masuk ke bank, obligasi, sukuk, dan semoga bisa masuk ke reksa dana," katanya.

Tito Sulistio meyakini bahwa jika sebagian dana dari luar negeri itu masuk ke reksa dana maka iklim investasi dan bisnis di pasar modal Indonesia bisa semakin positif. Di sisi lain, dana untuk membangun proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah juga akan bertambah.


ANTARA

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

13 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya