Harga Cabai Rawit di Yogya Mencekik Pedagang Makanan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 12 Maret 2016 03:07 WIB

Seorang pedagang sedang menata cabai rawit merah di Pasar Legi, Solo, Senin (28/6). Tempo/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Harga cabai rawit merah dan bawang merah yang melonjak terus sejak awal Maret membuat linglung pedagang makanan di Yogyakarta. “Dagangan saya sangat bergantung dengan cabai merah,” ujar Witarti, 50, penjual gado-gado dan lotek di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 11 Maret 2016.


Rata-rata harga cabai rawit merah di beberapa pasar di Yogyakarta, seperti Pasar Kranggan, Demangan, dan Beringharjo lebih dari Rp 45 rimbu per kilogram kemarin. Kenaikan yang signifikan ketimbang satu hari sebelumnya Rp 37 ribu-an per kilogram, apalagi jika dibandingkan dengan harga pada awal Maret sebesar Rp 31 ribuaan per kilogram.


Witarti mengatakan, pembeli loteknya kerap meminta lima cabai untuk lotek yang mereka pesan. Bahkan bagi penggila rasa pedas ada yang minta 10 cabai hanya untuk satu porsi lotek. "Kalau mau dibatasi ya tidak mungkin, paling saya hanya mengeluh ke pembeli kalau cabai mahal tetapi tidak bisa mengurangi jumlah permintaan cabai," tuturnya.


Satu kilogram cabai rawit biasanya habis dalam satu atau dua hari, sehingga kenaikan harga cabai juga mempengaruhi omzet penjualannya. Witarti menyebutkan, kenaikan harga cabai diprediksi mengurangi omzetnya 15-20 persen.


Kenaikan juga terjadi pada harga bawang merah kemarin sebesar Rp 3.000 per kilogram dibandingkan sehari sebelumnya, yakni dari Rp 32 ribu menjadi Rp 35 ribu. Padahal pada awal Maret masih di kisaran Rp 30 ribu per kilogram.


Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Eko Witoyo, mengatakan melonjaknya harga cabai merah dan cabai rawit berkaitan dengan produktivitas. Menurut dia, selama ini cabai asal Yogyakarta justru dilempar ke daerah lain, sedang konsumsi lokal malah bergantung pada pasokan cabai dari daerah di sekitar Jawa Tengah.

“Seharusnya persoalan ini bisa diselesaikan dengan operasi pasar, tetapi kami terbatas dalam anggaran dan berharap Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 yang mengatur soal 11 komoditas yang diambil alih oleh Bulog segera diimplementasikan,” kata Eko.


Produksi dan kebutuhan cabai di Yogyakarta dianggapnya sulit terukur karena penyebarannya meluas. Produksi cabai di Yogyakarta (pada 2014 sebesar 20.927 ton) tak hanya dikonsumsi penduduk lokal, tapi juga dilempar ke luar Yogyakarta (3.916 ton). Anehnya, Yogyakarta juga memasukkan cabai dari luar Yogyakarta (10.251 ton).


SWITZY SABANDAR






Advertising
Advertising

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kelaparan Akut di Gaza Bisa Menciptakan Kematian Massal

40 hari lalu

Kelaparan Akut di Gaza Bisa Menciptakan Kematian Massal

IPC memperingatkan kekurangan bahan makanan yang ekstrim di sejumlah wilayah di Jalur Gaza telah memperburuk kelaparan di sana.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

23 Desember 2023

Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

Oxfam mengatakan kelaparan di Gaza adalah kejahatan perang yang sedang dilakukan oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Bahan Makanan Berbahaya Ditemukan di Pasar BTM Bandung

18 Desember 2023

Bahan Makanan Berbahaya Ditemukan di Pasar BTM Bandung

Sidak yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat menemukan sejumlah bahan makanan berbahaya di Pasar BTM Bandung.

Baca Selengkapnya