Pariwisata Yogya Diprediksi Dongkrak Ekonomi 2016  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 10 Maret 2016 17:16 WIB

Iring-iringan peserta pawai Jogjakarta Fashion Week memakai pakaian bermotif batik lengkap dengan mahkotanya di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, 30 Agustus 2015. Pawai ini merupakan rangkain acara penutupan Jogja Fashion Week tahun 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bank Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksi pertumbuhan ekonomi daerah ini pada 2016 lebih baik daripada 2015.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Arief Budi Santoso mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2016 diperkirakan mencapai 4,9-5,3 persen. Angka perkiraan ini lebih tinggi dibanding pada 2015, yang hanya 4,94 persen. “Tantangan ekonomi masih ada. Tapi tak seberat 2015,” katanya dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis, 10 Maret 2016.

Pada triwulan I tahun ini, perekonomian didorong makin baiknya konsumsi rumah tangga. Pada triwulan pertama ini, ekonomi diprediksi tumbuh 4,96-5,36 persen year on year dan meningkat dibanding pada triwulan pertama 2015 sebesar 4,26 persen.

Menurut Arief, ekonomi DIY 2015 hanya tumbuh 4,94 persen per tahun atau menurun dibanding pada 2014 sebesar 5,16 persen. Hampir semua sektor lapangan usaha di daerah ini pada 2015 mengalami perlambatan akibat menurunnya daya beli masyarakat.

Tapi melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015 tak akan terjadi pada 2016. Bank Indonesia percaya diri seluruh sektor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi berjalan positif.

Ketua Tim Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Perwakilan DIY Sri Fitriani mengatakan industri pariwisata pada 2016 diperkirakan tumbuh sehingga mendorong peningkatan daya beli masyarakat. “Pemerintah juga mempercepat proyek infrastruktur sehingga mendorong investasi,” tuturnya.

Menurut Arief, pulihnya sektor perhotelan mendukung pertumbuhan ekonomi. Bila hotel dan restoran ramai, hal itu akan berdampak pada pengolahan makanan, konsumsi makanan, hingga kerajinan. Fasilitas meeting, incentive, conference, dan exhibition atau MICE hotel mendorong perbaikan kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. “Tumbuhnya industri pariwisata juga mendorong tumbuhnya industri pengolahan,” ucapnya.

Menurut dia, sektor pariwisata punya peran besar menyumbang pertumbuhan ekonomi. Sumbangan terhadap produk domestik bruto mencapai 35 persen. Untuk infrastruktur pendukung pariwisata, DIY masih kalah dibanding Bali. Tapi DIY menjadi tujuan wisata karena ongkos wisata di daerah ini jauh lebih murah. “Pembangunan calon bandar udara di Kulon Progo juga akan mendorong banyak investor datang ke Yogyakarta,” tuturnya.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

22 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya