Target Penerimaan Tambang Akan Direvisi, Mengapa?  

Reporter

Rabu, 9 Maret 2016 11:38 WIB

Aktivitas pertambangan batu bara di site Port Asam Asam PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (10/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana merevisi target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor mineral dan batu bara. Kementerian menginginkan perolehan pungutan lebih realistis. "Kemarin kami akui salah perhitungan," kata Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 8 Maret 2016.

Kesalahan perhitungan yang dimaksud Bambang adalah penetapan target yang didasari asumsi adanya kenaikan royalti batu bara. Kementerian merencanakan kenaikan pada awal 2015 melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012. Nyatanya, rencana batal terlaksana lantaran harga batu bara anjlok di pasar internasional.

Diketahui, harga acuan batu bara pada Februari hanya US$ 50,92 per ton. Bandingkan dengan awal 2015, harga masih US$ 63,84 per ton.

Baca Juga: Indonesia Boikot Produk dari Daerah Pendudukan Israel

Bambang mengemukakan target PNBP yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 berkisar Rp 48 triliun. Kementerian mengusulkan revisi penerimaan dalam APBN Perubahan 2016 hingga Rp 30 triliun. "Kalau lebih dari Rp 30 triliun lebih bagus," ujar Bambang.

Revisi target ini diketahui masih lebih tinggi dari realisasi PNBP mineral dan batu bara tahun lalu sebesar Rp 29,6 triliun. Angka ini terhitung jauh dari target tahun lalu sebesar Rp 52,2 triliun.

Kontribusi terbesar PNBP, menurut Bambang, masih didominasi batu bara, yakni sekitar 80 persen. Sisanya berasal dari beragam jenis komoditas mineral.

Dia meyakini target PNBP yang diusulkan masih realistis. Sebab, produksi batu bara tahun ini diperkirakan Bambang mencapai 419 juta ton, atau sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang disusun pemerintah.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

3 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

7 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

9 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

11 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

16 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

28 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

29 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

29 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya