Warga Negara Asing mengenakan pakaian adat Banyuwangi diacara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Taman Blambangan, Banyuwangi, 17 Oktober 2015. Pengembangan industri kreatif pariwisata alam dan budaya melalui even yang sering diadakan pemerintah Banyuwangi mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing dan domestik. ANTARA/Budi Candra Setya
TEMPO.CO, Jakarta - Inovasi pembangunan pariwisata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapat apresiasi dari Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR karena selain bervisi lingkungan, sektor pariwisatanya juga sangat memberdayakan masyarakat.
Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf yang memimpin delegasi ke Banyuwangi memuji semua yang sudah dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas karena capaian pembangunan berkelanjutan terutama di sektor pariwisata sangat membanggakan. "Saya terkejut Banyuwangi sudah bisa meninggalkan Kota Malang dalam beberapa capaian," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis DPR, Jumat (4 Maret 2016).
Dalam pertemuan di Pendopo Pemkab Banyuwangi baru-baru ini, Nurhayati sangat memuji program Sedekah Oksigen yang digulirkan sang Bupati. Program tanam satu pohon setia2p orang berjalan sangat baik di setiap instansi dan perumahan. Dari satu pohon itu bisa menyumbangkan oksigen bagi dua orang.
Dalam sambutannya, Nurhayati menjelaskan, BKSAP telah membentuk Panja SDGs (Sustainable Development Goals) untuk melihat capaian yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah. "Dengan Panja ini, kami ingin melihat pertumbuhan ekonomi berbasis lingkungan hidup. Dan sedekah oksigen adalah inovasi yang luar biasa," ujar Anggota F-PD itu.
Bupati Banyuwangi sendiri mengungkapkan, selain program sedekah oksigen, ada juga program toilet bersih dan kursus tiga bahasa asing di desa-desa secara gratis. Ketiga bahasa itu adalah Inggris, Mandarin, dan Arab. Program kursus bahasa asing ini untuk menyambut pemberlakuan MEA.
Di Banyuwangi sendiri, lanjut Azwar Anas, angka kemiskinan terus menurun dari 20 persen menjadi tinggal 9,2 persen saja. Pendapatan per kapita penduduknya juga naik dari Rp14,7 juta per tahun menjadi Rp33,4 juta per tahun.