MEA, Industri Hilir Sulsel Perlu Dikembangkan  

Reporter

Sabtu, 27 Februari 2016 04:39 WIB

Kakao yang sudah kering setelah dijemur di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan, 8 Mei 2015. Indonesia merupakan negara produsen kako terbesar ketiga di dunia. REUTERS/Yusuf Ahmad

TEMPO.CO, Makassar - Pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Hamid Paddu, mengatakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mesti mengembangkan industri pengolahan komoditas dari tingkat hulu ke hilir. “Pengolahan komoditas ini akan memiliki daya saing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” kata Hamid, Jumat, 26 Februari 2016.

Salah satu komoditas yang potensial, ujar Hamid, adalah biji kakao. “Kalau kakao ini diolah menjadi bubuk kakao, bisa memiliki daya saing dalam pasar ekonomi Eropa,” ujarnya.

Adapun biji kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao atau cokelat. Bubuk kakao merupakan bahan dalam pembuatan kue, es krim, makanan ringan, susu, dan lain-lain. Menurut data Kementerian Pertanian, produksi kakao nasional 2014 mencapai 709.331 ton. Sedangkan produksi kakao di Sulawesi Selatan sebesar 116.691 ton. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi kakao nasional.

Hamid menjelaskan, komoditas andalan saat ini lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan baku atau bahan yang belum diolah. Padahal harga komoditas tersebut di pasar dunia saat ini cenderung menurun. Adanya varian komoditas ekspor yang sudah diolah membuat Indonesia bisa bersaing dengan negara lain di era MEA.

Menurut dia, idealnya, industri pengolahan ada di setiap kabupaten di Sulawesi Selatan sehingga setiap komoditas andalan terakomodasi dalam berbagai bentuk produk olahan.

Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Sulawesi Selatan Yusa Rasyid Ali menjelaskan, sebanyak 80 persen hasil kakao provinsi ini diolah di Pulau Jawa. Penyebabnya, kata dia, peraturan tentang hilirisasi pengolahan kakao lebih condong ke Pulau Jawa.

“Pemerintah mendorong industri di Jawa, tapi ini justru merugikan daerah lain, seperti Sulsel. Karena hasilnya dikirim ke Jawa, bahan baku kakao banyak lari ke sana,” kata Yusa di sela diskusi mengenai tantangan Sulsel dalam menghadapi MEA, Kamis lalu.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Selatan Ilham Alim Bachrie sependapat dengan Hamid. “Komoditas yang ada, misalnya jagung, setelah dipetik, diolah terlebih dulu, baru dikirim ke luar,” ujarnya.

Adapun Kepala Divisi Industri dan Riset Regional PT Bank Mandiri Tbk Dendi Ramdani mengatakan pertanian merupakan salah satu komoditas potensial di Sulawesi Selatan. “Industri pengolahan ini sangat dibutuhkan. Apalagi harga komoditas nilainya terus menurun,” tutur Dendi.



IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI

Berita terkait

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

22 hari lalu

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

41 hari lalu

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

Wali Kota Ramdhan Pomanto meraih Top Pembina BUMD 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

20 Februari 2024

Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

Anggota KPPS Muhammad Fahriansyah, 26 tahun, yang bertugas di TP) 12 Kelurahan Lariang Bangi, Kecamatan Makassar, meninggal

Baca Selengkapnya

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

29 Januari 2024

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

Visi Danny Pomanto membangun resiliensi dan pertumbuhan inklusif Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

10 Januari 2024

10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

Daftar tempat wisata di Makassar yang populer, di antaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, hingga Pulau Khayangan. Berikut ini informasi lokasinya.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

29 November 2023

MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

Pelabuhan Makassar akan dijadikan sebagai destinasi kapal pesiar internasional.

Baca Selengkapnya

Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

11 November 2023

Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

Ada banyak sekali kuliner khas Kota Makassar yang wajib dicoba saat Anda berkunjung ke daerah ini.

Baca Selengkapnya

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

10 November 2023

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

Kota Daeng menjadi salah satu julukan bagi Kota Makassar. Mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

9 November 2023

Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

HUT Kota Makassar pada 9 November 1607 menandai salat Jumat pertama di Gowa-Tallo sekaligus penanda semua rakyat Gowa-Tallo memeluk Islam.

Baca Selengkapnya