Jelang Pertemuan G20, Yen Menguat Terhadap Dolar di Asia

Reporter

Jumat, 26 Februari 2016 20:55 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs yen menguat terhadap dolar di perdagangan Asia pada Jumat, 26 Februari 2016, karena sentimen investor menjadi lebih cerah oleh reli saham-saham Asia menjelang pertemuan para kepala keuangan ekonomi utama G20.

Investor sedang mencari tanda-tanda para pembuat kebijakan berencana melepaskan lebih banyak stimulus fiskal atau moneter untuk mendorong ekonomi global yang goyah, terpukul oleh pelambatan di Tiongkok dan jatuhnya harga minyak, pada pertemuan dua hari G20 di Shanghai hari ini.

"Pasar menguat menjelang pertemuan G20, meningkatkan aset-aset berisiko," Mansoor Mohi-uddin, ahli strategi pasar senior Royal Bank of Scotland Group di Singapura mengatakan kepada Bloomberg News. "Risiko bahwa sentimen investor dikecewakan hasil pertemuan ini, mengakibatkan penguatan baru pada yen."

Dolar turun tipis menjadi 112,90 yen dari 112,95 yen di New York pada Kamis sore, tapi naik dari 112,27 yen di Tokyo pada Kamis. Euro menguat menjadi 1,1063 dolar dan 124,86 yen dari 1,1023 dolar dan 124,51 yen di perdagangan AS.

Unit Jepang telah melonjak tahun ini karena para pedagang meraup mata uang yang secara luas dilihat sebagai taruhan yang aman pada saat terjadi gejolak.

Di Jepang, berita bahwa inflasi turun ke nol pada Januari menyuarakan kekhawatiran tentang ekonomi nomor tiga dunia itu, ketika mencoba untuk melepaskan penurunan harga atau deflasi bertahun-tahun dan berupaya meningkatkan pertumbuhan.

Berita itu --pukulan terbaru untuk Perdana Menteri Shinzo Abe setelah tiga tahun mencoba meningkatkan pertumbuhan dengan sejumlah kebijakan yang mencakup belanja pemerintah dan program pembelian obligasi bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya-- memacu pembicaraan tindakan lainnya oleh bank sentral Jepang (BoJ).

Bank sentral Jepang dijadwalkan akan mengadakan pertemuan berikutnya pada Maret. "Kenaikan dalam program pembelian aset BoJ tampaknya menjadi apa yang pasar sedang minta," kata Angus Nicholson, seorang analis pasar di IG di Melbourne, menulis dalam sebuah catatan kliennya.

Nicholson menambahkan bahwa investor juga berhati-hati bahwa setiap langkah BoJ lebih lanjut bisa membahayakan status yen sebagai "safe haven".

Nicholson menyimpulkan: "Banyak volatilitas yen terjadi tahun ini."

Dalam perdagangan lainnya, sentimen lebih cerah mendorong mata uang negara-negara berkembang dengan imbal lebih tinggi menguat terhadap dolar.

Ringgit Malaysia yang terkait minyak dan won Korea Selatan menguat 0,24 persen terhadap mata uang AS, sedangkan rupiah Indonesia naik 0,22 persen. Dolar Singapura dan Taiwan serta peso Filipina juga mencatat kenaikan.

Pasar juga didukung oleh harapan langkah-langkah stimulus dari pertemuan G20, karena prospek suram untuk ekonomi global telah menambah tekanan pada pemerintah dan bank sentral untuk melepaskan senjata fiskal dan moneter guna membantu merangsang pertumbuhan, demikian AFP melaporkan.


ANTARA

Berita terkait

Dolar AS Menguat, Pasar Menanti Proyeksi Suku Bunga The Fed

27 September 2023

Dolar AS Menguat, Pasar Menanti Proyeksi Suku Bunga The Fed

Dolar AS dibeli 149,0710 yen Jepang, lebih tinggi dari 148,8090 yen Jepang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds Senilai Rp11,35 T, Apa Artinya?

23 Mei 2023

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds Senilai Rp11,35 T, Apa Artinya?

Surat Utang Negara dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bonds) setara Rp11,35 triliun itu diterbitkan pada 19 Mei 2023. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

Hari Oeang, Kisah ORI Beredar Gantikan Mata Uang Jepang dan Belanda 76 Tahun Silam

30 Oktober 2022

Hari Oeang, Kisah ORI Beredar Gantikan Mata Uang Jepang dan Belanda 76 Tahun Silam

Indonesia resmi memiliki mata uang pembayaran yang sah sendiri pada tahun 1946 yang dikenal dengan nama Oeang Republik Indonesia disingkat ORI.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Bergerak di Rentang Rp14.590 - Rp14.725 per Dolar AS

23 Mei 2022

Rupiah Diprediksi Bergerak di Rentang Rp14.590 - Rp14.725 per Dolar AS

Pada pekan lalu, nilai tukar rupiah terpantau menguat pada penutupan perdagangan, Jumat, 20 Mei 2021.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Menguat tapi Euro Turun Akibat Ketidakpastian Perang Ukraina

12 Maret 2022

Dolar AS Menguat tapi Euro Turun Akibat Ketidakpastian Perang Ukraina

Dolar AS mencapai level tertinggi lima tahun terhadap safe-haven yen, pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat atau Sabtu pagi, 12 Maret 2022.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Menguat di Tengah Surutnya Kekhawatiran atas Varian Omicron

30 November 2021

Dolar AS Menguat di Tengah Surutnya Kekhawatiran atas Varian Omicron

Dolar AS menguat sedangkan mata uang Yen Jepang dan Franc Swiss melemah pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi, 30 November 2021.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Dekati Level Tertinggi Tahun Ini di Perdagangan Sesi Asia

6 Oktober 2021

Dolar AS Dekati Level Tertinggi Tahun Ini di Perdagangan Sesi Asia

Dolar AS menguat mendekati level tertinggi untuk tahun ini dalam perdagangan bergelombang di sesi Asia pada Rabu pagi, 6 Oktober 2021.

Baca Selengkapnya

Pasar Saham Jatuh, Dolar AS Menguat

31 Juli 2021

Pasar Saham Jatuh, Dolar AS Menguat

Dolar AS menguat bersama dengan mata uang safe haven lainnya pada akhir perdagangan Jumat watktu Amerika atau Sabtu pagi WIB.

Baca Selengkapnya

The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Dolar AS Anjlok terhadap Yen

29 Februari 2020

The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Dolar AS Anjlok terhadap Yen

Beberapa investor sebelumnya menyarankan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed memangkas suku bunga lebih cepat.

Baca Selengkapnya

Dorong Ekspor RI, BNI Salurkan Pinjaman Berdenominasi Yen

20 Juli 2018

Dorong Ekspor RI, BNI Salurkan Pinjaman Berdenominasi Yen

BNI memberikan kredit berdenominasi Yen untuk perusahaan berorientasi ekspor.

Baca Selengkapnya