Dua Pabrik Baru, Target 8,7 Juta Ton Pulp Bakal Tercapai

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 23:02 WIB

TEMPO/ Tulus Wijanarko

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah optimistis target produksi nasional sekitar 8,7 juta ton pulp atau bubur kertas per tahun mulai 2017 bakal tercapai karena adanya tambahan pasokan dari dua pabrik terintegrasi di Sumatera Selatan dan Riau

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto di Jakarta, Selasa (23 Februari 2016) mengatakan, kedua pabrik akan beroperasi tahun ini dan berproduksi pada 2017 dengan target 2 juta ton pulp per tahun.

"Melalui efisiensi serta teroboson di hilir, kami yakin target produksi nasional bisa terpenuhi. Kami tidak merevisi target itu," katanya.

Panggah menyakini, industri pulp masih prospektif karena permintaan pulp dunia meningkat rata-rata 2,1 persen per tahun. Selain itu, tidak banyak negara produsen pulp memiliki ruang untuk pengembangan lahan dan industri.

"Peluang itu hanya ada di Indonesia serta beberapa negara di Amerika Latin," katanya.

Sementara itu Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mengatakan, industri pulp dan kertas sangat diperhitungkan di dunia karena mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain.

Di Indonesia, hanya butuh 4 tahun pohon akasia dan ekaliptus bisa dipanen, sementara di negara subtropis yang menjadi pesaing, pohon baru bisa dipanen setelah 40-50 tahun.

"Indonesia juga secara geografis unggul karena dekat dengan pasar yang terus tumbuh," katanya.

Tony optimistis, target Indonesia untuk masuk dalam tiga besar dari sembilan besar produsen pulp dunia saat ini sangat terbuka, salah satunya dengan memaksimalkan pemanfataan izin.

Menurut dia, pemerintah mengalokasikan 10 juta ha untuk kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI), saat ini, yang benar-benar dikelola baru sekitar 4 juta ha.

"Jika pemanfaatannya dimaksimalkan, tidak sulit bagi Indonesia untuk berada di urutan tiga besar pemain pulp dunia," katanya.

Tony memastikan, dukungan pemerintah bagi ekspansi industri pulp di Indonesia bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan ekonomi nasional. Selain, devisa, industri pulp membuka peluang lapangan kerja yang signifikan.

Pihaknya mencontohkan, satu industri pulp dapat memacu kegiatan lain (multiplier effects) dan berdampak bagi penambahan 7.000 tenaga kerja langsung dan 90.000 tenaga kerja tidak langsung. "Tinggal dikalikan, berapa tenaga yang bisa ditampung jika pemerintah mendorong izin baru."

Tony menyatakan, perusahaan yang dipimpinnya telah mengekspor produk kertas PaperOne ke 75 negara dan tahun ini ditargetkan mampu menembus ke 85 negara.

Pihaknya akan memperluas pasar ke Uni Eropa, meskipun fokus ekspansi pasar masih akan tetap di Asia, Pasifik, Australia dan Tiongkok.


ANTARA

Berita terkait

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

52 hari lalu

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.

Baca Selengkapnya

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.

Baca Selengkapnya

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.

Baca Selengkapnya

KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

17 Juni 2019

KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

Menteri Perindustrian menilai kertas bekas bukan tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga tidak tepat jika masuk ke jalur merah impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

12 November 2018

Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

Kemenperin mengatakan industri pulp dan kertas perlu meningkatkan daya saing produknya sehingga bisa lebih kompetitif di pasar global.

Baca Selengkapnya

Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

20 November 2017

Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

Styrofoam atau stirena adalah zat kimia yang terdapat dalam sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi manusia, seperti stroberi, kopi, dan kacang.

Baca Selengkapnya

APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

10 Juni 2017

APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

APP Sinar Mas kini menargetkan bisa bersaing dengan pemasok kertas halal untuk Al-Quran yang masih didominasi Jepang dan Korea.

Baca Selengkapnya

Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

28 Mei 2017

Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

Ameriksa Serikat dan Australia sudah memberlakukan proteksi dengan mengenakan bea masuk antidumping terhadap kertas asal Indonesia.

Baca Selengkapnya