GWM Primer Turun, Pertumbuhan Kredit Bisa Naik 14 Persen

Reporter

Kamis, 18 Februari 2016 23:03 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia kembali memutuskan untuk menurunkan giro wajib minimum (GWM) Primer sebesar 1 persen dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen yang akan efektif mulai 16 Maret 2016. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah sehingga mampu menopang ekonomi ke depan,” kata Agus di kantornya, Kamis, 18 Februari 2016.

Menurut Agus, penurunan GWM Primer mampu menambah dana ekstra likuiditas sebesar Rp 34 triliun. Dampaknya bagi perbankan, akan menjadi peluang yang efektif untuk menyalurkan dana kepada nasabah. Meski akhir tahun 2015 likuiditas perbankan cenderung ketat, saat ini kondisi likuiditas menjadi longgar sehingga mampu mendukung kegiatan pembiayaan perbankan.

Agus juga mengapresiasi langkah pemerintah mempercepat realisasi anggaran dengan meningkatkan belanja infrastruktur. Langkah itu bisa mendorong pertumbuhan kredit lebih optimal. Hingga saat ini perrumbuhan kredit tercatat 10,5 persen year on year. Angka itu meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,8 persen year on year.

Selain itu Agus menyebutkan peningkatan pertumbuhan kredit lebih tinggi dari pertumbuhan dana pihak ketiga. Pada akhir Desember 2015 tercatat pertumbuhan dana pihak ketiga hanya 7,3 persen year on year, lebih rendah dari bulan sebelumnya 7,7 persen year on year.

Kebijakan penurunan suku bunga BI menjadi 7 persen dan GWM Primer menjadi 6,5 persen akan berdampak positif bagi Indonesia. Agus menilai aliran dana masuk ke Indonesia akan semakin meningkat tidak hanya dari Surat Berharga Negara (SBN), tetapi juga melalui pasar modal. Sejauh ini dana masuk baik dari SBN, obligasi korporasi, dan saham senilai Rp 33 triliun year to date. “Semuanya biru.”

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan kredit dengan kebijakan penurunan suku bunga BI bisa mencapai 12 persen hingga akhir tahun 2016. Bahkan jika ditambah dengan penurunan GWM Primer, pertumbuhan kredit bisa mencapai 14 persen di akhir 2016 mendatang.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya