Jusuf Kalla Senang BI Rate Turun Lagi  

Reporter

Kamis, 18 Februari 2016 17:57 WIB

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum bertolak ke Amerika Serikat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 14 Februari 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Menurut dia, pelonggaran tersebut sesuai dengan harapan pemerintah selama ini. "Keinginan kami itu untuk memberikan sistem keuangan lebih efisien," katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Meski demikian, penurunan suku bunga acuan yang dilakukan bukan berarti atas desakan pemerintah. Kalla mengatakan pemerintah tidak mencampuri kapan Bank Indonesia mesti menurunkan suku bunga acuan. Namun, bila melihat aturan yang ada, kata dia, Bank Indonesia mesti mendengarkan kebijakan umum perekonomian pemerintah.

Hari ini Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan dari sebelumnya 7,25 persen menjadi 7 persen. Sebelumnya, pada Januari lalu, BI Rate turun sebesar 25 basis point. BI menilai penurunan ini dilakukan lantaran prediksi inflasi yang dinilai akan rendah pada tahun ini. Bank Indonesia memprediksi inflasi tahun ini ada di kisaran 4 persen plus-minus 1 persen.

Kalla menambahkan, tingkat suku bunga di Indonesia masih terlalu tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Ia berharap penurunan suku bunga bisa optimal dan bersaing dengan negara lain. Khusus suku bunga pinjaman perbankan, ujar dia, pemerintah ingin berada di level satu digit.

"Jadi target kami tahun depan 7 persenlah. Harus itu," katanya. Dengan semakin bersaingnya suku bunga di Indonesia, Kalla berharap ekonomi bisa bergerak lebih baik.

Pemerintah tengah menyiapkan skema yang pas untuk mendorong penurunan suku bunga pinjaman di sektor perbankan. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan akan membentuk tim agar realisasi penurunan suku bunga di perbankan bisa segera terealisasi. "Kami akan bentuk tim mengkaji berapa (penurunan) suku bunga," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

3 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya