Gapkindo Menolak Keras Pembukaan Keran Investor Asing

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 12 Februari 2016 22:05 WIB

Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia, Alwi Aman. TEMPO/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara menolak keras pembukaan keran investasi asing bagi industri crumb rubber. Bagi Gapkindo Sumut, hal ini justru akan mematikan industri dalam negeri.

Sekretaris Gapkindo Sumut Edy Irwansyah menjelaskan, alasan utamanya adalah kapasitas tak terpakai pabrik crumb rubber yang sudah ada di Indonesia. Dia merinci, saat ini kapasitas industri crumb rubber indonesia melebihi 5,17 juta ton per tahun, sementara bahan baku yang tersedia 3,18 juta ton.

"Ada idle capacity lebih dari 40 persen. Pemerintah tahu persis, devisa terbesar kedua Indonesia setelah migas adalah karet. Penurunan devisa yang tajam terjadi bukan karena pengusaha tidak mampu meningkatkan kinerjanya. Industri crumb rubber ini sudah lesu 5 tahun belakangan karena fundamental kompleks. Selain minimnya bahan baku, ada lagi pengurangan permintaan dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang. Kemudian minyak dunia harganya turun," papar Edy, Jumat, 12 Februari 2016.


Edy menanggapi terbitnya Paket Kebijakan Ekonomi X yang diumumkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution pada Kamis, 11 Februari 2016. Dalam kebijakan baru itu, pemerintah mengubah komposisi saham asing menjadi 100 persen untuk industri crumb rubber yang semula hanya 49 persen.

Edy menerangkan, pemerintah terburu-buru mengambi keputusan pembukaan investasi asing 100 persen bagi industri crumb rubber. Kedatangan investasi asing, menurutnya hanya akan menambah beban terhadap harga karet yang cenderung terus menurun. "Pemerintah seharusnya justru memberikan 'vitamin' bagi industri crumb rubber Indonesia. Industri dalam negeri itu tidak akan bisa bersaing dengan investasi asing yang bunga modal kerjanya 3 persen, sementara kita 13 persen. Bagaimana persaingan mau setara dan sehat?" ujarnya.

Kendati demikian, dia berharap pemerintah masih mau membangun industri crumb rubber domestik. Beberapa upaya yang bisa dilakukan yakni untuk jangka pendek melakukan moraturium penambahan dan kapasitas pabrik. Selain itu, bekerja sama dengan Thailand, Malaysia, dan Vietnam untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Untuk jangka panjang yakni hilirisasi.

"Apabila konsumsi dalam negeri masih di bawah 50 persen, maka harga karet masih bergantung pada pasar global. Pemerintah seharusnya mengundang PMA untuk industri hilir," kata Edy.


BISNIS

Berita terkait

Sudah Dipakai di 9 Provinsi, Aspal Karet Terserap 1.271 Ton

9 September 2019

Sudah Dipakai di 9 Provinsi, Aspal Karet Terserap 1.271 Ton

Aspal karet sebanyak itu digunakan di sembilan provinsi, untuk mengaspal jalans sepanjang 65,5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Anjlok, Masyarakat Beralih Tanam Jagung

23 Juni 2019

Harga Karet Anjlok, Masyarakat Beralih Tanam Jagung

Setelah harga karet yang terus merosot dan tidak menentu ,masyarakat kini membuka lahan jagung agar bisa meningkatkan ekonomi mereka.

Baca Selengkapnya

Perbaiki Harga, RI Pangkas Ekspor Karet Hampir 100 Ribu Ton

1 April 2019

Perbaiki Harga, RI Pangkas Ekspor Karet Hampir 100 Ribu Ton

Indonesia akan mengurangi ekspor karet sebesar 98.160 ton mulai hari ini hingga 31 Juli 2019.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor

26 Februari 2019

Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor

Ketiga negara produsen utama karet alam (natural rubber) dunia yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor

Baca Selengkapnya

Tiga Jurus Darmin Nasution Atasi Harga Karet Yang Anjlok

26 Februari 2019

Tiga Jurus Darmin Nasution Atasi Harga Karet Yang Anjlok

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tengah menyiapkan tiga strategi untuk mengatasi harga komoditas karet yang terus anjlok.

Baca Selengkapnya

Di Palembang, Jokowi Soroti Masalah Harga Sawit dan Karet

25 November 2018

Di Palembang, Jokowi Soroti Masalah Harga Sawit dan Karet

Jokowi menyebut dua problem besar di Sumatera Selatan terkait dengan harga sawit dan karet yang jatuh di pasar global.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Industri Pengolahan Karet Remah Tumbuh

19 November 2018

Airlangga Hartarto Dorong Industri Pengolahan Karet Remah Tumbuh

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kementerian Perindustrian mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan karet remah.

Baca Selengkapnya

Harga Karet di Tokyo Lanjut Menguat di Hari Ketiga

16 Juni 2017

Harga Karet di Tokyo Lanjut Menguat di Hari Ketiga

Harga karet kembali ditutup menguat pada perdagangan hari
ketiga berturut-turut

Baca Selengkapnya

Harga Karet Rebound Lebih dari 5 Persen ke Level 195

14 Juni 2017

Harga Karet Rebound Lebih dari 5 Persen ke Level 195

Harga karet rebound tajam pada perdagangan pagi ini, Rabu, 14
Juni 2017, meski pada saat yang sama kinerja mata uang yen
terangkat.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Ditutup Berbalik Melemah

13 Juni 2017

Harga Karet Ditutup Berbalik Melemah

Harga karet ditutup melemah 0,86 persen atau 1,60 poin ke
level 185,30 yen per kilogram (kg).

Baca Selengkapnya