Presiden Joko Widodo didampingi Dirut Pelindo II R.J. Lino (kanan) meninjau perkembangan pembangunan tol laut di ruang Planning and Control Tower, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 17 Juni 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Motor Camara Nusantara I yang berfungsi sebagai Tol Laut dan kapal ternak tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pagi tadi sekitar pukul 06.30 dengan membawa 300 ekor sapi dari Nusa Tenggara Barat. Kapal yang juga menjadi Tol Laut ini memiliki kapasitas angkut sebanyak 500 ekor sapi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan kapal berangkat dari NTB dengan muatan penuh dan sebanyak 167 ekor sapi diturunkan di Cirebon dan 33 ekor sapi di Surabaya. "Total yang sampai Jakarta 300 ekor, sebagian sudah turun di Surabaya dan Cirebon," kata Amran dalam penyambutan kapal ternak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.
Amran menuturkan sapi-sapi ini akan dijual oleh Perum Bulog, PT Berdikari dan PD Dharma Jaya dengan harga dagingnya sebesar Rp 85 ribu per kilogram. Namun meski ratusan sapi sudah tiba, menurut dia, tidak serta merta bakal menurunkan harga daging di pasar. Sebab program tol laut baru bisa dirasakan untuk jangka panjang. "Ini gagasan besar, bukan jangka pendek yang satu hari harga langsung turun," tuturnya.
Tujuan tol laut ini, menurut Amran, untuk mengubah struktur pasar, memotong rantai pasokan serta menyingkat waktu pendistribusian. Dengan begitu, seiring waktu, harga daging sapi akan turun. "Dulu biaya transpor Rp 1,8 juta per ekor, sekarang 320 ribu per ekor. Insya Allah nanti harga bisa turun,"ucapnya.
Amran juga berjanji akan menambah jumlah kapal ternak. Kementerian Pertanian telah memesan sebanyak tujuh kapal lagi ke Kementerian Perhubungan untuk memperbanyak alat angkut sapi dari NTB dan nantinya dalan satu bulan akan ada dua kali pengangkutan. "Mudah-mudahan 2016 selesai, kami belinya bertahap.”