Gubernur Deputi Gubernur Perry Warjiyo. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan likuiditas perbankan akan cukup untuk menyalurkan kredit. "Kalau likuiditas kering, akan ada pelonggaran operasi moneter," katanya di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2016.
Pelonggaran yang dimaksudkan Perry adalah bisa dengan menurunkan tingkat suku bunga BI atau penyesuaian kembali giro wajib minimum. Kewajiban perusahaan dana pensiun dan asuransi untuk membeli surat berharga negara juga akan memicu peningkatan likuiditas sehingga penyaluran kredit dari bank lancar. Sebab, dana yang nanti masuk ke pemerintah melalui surat berharga negara juga akan tersalurkan ke perbankan.
Sinyal BI dengan kebijakan pelonggaran moneter, menurut Perry, memberi dampak positif. Ia menilai akan ada pertumbuhan kredit pada tahun ini, ditambah program pemerintah yang mendorong Kredit Usaha Rakyat.
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Destry Damayanti, mengatakan perbankan tengah merestrukturisasi kredit untuk memberi pelonggaran. Akan dibangun banking stability index untuk menguatkan stabilitas bank. Meski belum menjadi nomor satu di regional, kondisi return on asset perbankan bagus, yaitu pada kisaran 3 persen.
Destry menyatakan siap membantu jika ada bank yang perlu diselamatkan. Namun bank didorong untuk berinovasi dengan produk-produk jangka panjang. Sebab, bank juga harus membiayai sektor infrastruktur. LPS akan menanggung jika bank mengalami permasalahan dengan jumlah dana yang ditanggung di bawah Rp 2 miliar.