Penguasaan Teknologi Perkuat RI Jadi Poros Maritim Dunia

Reporter

Kamis, 28 Januari 2016 23:04 WIB

Pengunjung mencoba alat navigasi kapal saat mengunjungi pameran Inamarine 2015 di JI Expo, Jakarta, 21 Mei 2015. Pameran ini juga menampilkan kebutuhan perkapalan seperti offshore, coating, pengelasan dan logistik. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, mengatakan, penguasaan teknologi dan sumber daya manusia yang tangguh dapat mendukung penguatan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Ini menjadi tugas perguruan tinggi khususnya IPB bagaimana menciptakan teknologi yang dapat mempertahankan kemaritiman agar dapat bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia," kata Supandi, dalam acara Oceans Leaders Forum dan Seminar IPB Berlayar 2016 di KRI Banda Aceh-593 yang belayar dari Tanjung Priok menuju lautan lepas, Kamis (28 Januari 2016).

Dia mengatakan, Indonesia dengan lautnya yang luas memiliki keunikan, dengan suhu yang cenderung stabil sehingga kaya akan biota kelauatan.

Tetapi, lanjut dia, kondisi laut yang terbuka menempatkan semua jenis ancaman ada di laut Indonesia, mulai dari kerusakan lingkungan, penyerobotan wilayah, kapal ilegal, ilegal TKI, dan lainnya.

"Kondisi sekarang ini koral laut Indonesia itu banyak yang rusak akibat penjarahan, dan polusi transportasi laut, ini perlu kita carikan solusi bersama agar bisa memertahankan kehidupan terumbu karang sebagai tumbuh kembangnya kelautan kita," katanya.

Menurut dia, penguatan pertahanan maritim sama dengan membangun maritim satu negara. Seperti Amerika Serikat pada 1900 tidak memiliki armada laut nasional, semua armada yang digunakan merupakan milik asing.

"Tapi pemimpin Amerika waktu itu membuat perencanaan dalam 100 tahun semua armada sudah berbendera Amerika," katanya.

Ia mengatakan, apa yang dilakukan Amerika Serikat dapat menjadi contoh Indonesia untuk membuat perencanaan pembangunan kemaritiman, karena tanpa itu negara akan kesulitan mengisi strategi poros maritim dunia.

"Strategi keutuhan kapal sebagai strategi kebijakan, mulai dari kapal perang, kapal penumpang, kapal ikan, kapal survel, dan kapal sarana transportasi. Untuk itu perlu industri kemaritiman yang tangguh, tanpa itu kemaritiman tidak tercapai," katanya.

Selain industri kemaritiman, perlu didukung dengan sumber daya manusia yang tangguh. Oleh karena itu harus ada implementasi yang erat antara tiga pihak yakni pemerintah, instansi dan stakeholders pelaku bisnis dan swasta.

Ia mengatakan, menentukan kemaritiman Indonesia juga perlu didukung sumber daya manusia yang berpartisiasi di bidang itu.

"Persoalannya, data 2010 menyebutkan yang berpartisiasi di bidang kemaritiman hanya 2,3 juta orang, artinya hanya satu persen dari penduduk Indonesia," katanya.

Dengan kekuatan sumber daya manusia yang berpartisipasi satu persen, Indonesia tidak akan mampu membangun kemaritimannya.

"Paling tidak perlu 30 persen kepartisipasian, atau sekitar 80 juta dari penduduk Indonesia. Dan hitung-hitungan yang saya lakukan perlu 350 tahun untuk membangun jumlah partisipasi di kemaritiman," katanya.

Hitungan itu, kata dia dipakai saat Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, selama itu pula Indonesia kehilangan kemampuan kemaritimannya.

"Tapi ini bisa dipercepat dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan yang kita laksanakan seperti saat ini," kata dia.

Ade mengatakan, poros maritim dunia merupakan keniscayaan, karena posisi Indonesia yang diapit dua benua, tela menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Selain itu, lanjut dia, negara telah membangun pondasi kemaritiman Indonesia melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957 yang menekankan. Indonesia yang hidup dalam NKRI tersebut berada dalam suatu kesatuan kewilayahan yang berbentuk kepulauan (Nusantara).

Ade menjelaskan, sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Banyak Kepala Staf AL luar negeri mempertanya TNI AL akan menguasai dunia.

Menurutnya, Indonesia bagian dari lalu lintas dunia, tercatat 120.000 kapal melewati perairan Indonesia, setiap bulan sebanyak 10.000 kapal.

"Tapi kapal ini banyak berbelok ke Singapura, yang ke Indonesia hanya sedikit karena kita belum memberikan sumberntuk kapal singgah guna memenuhi kebutuhannya, seperti pelabuhan, tempat pengisian bahan bakar atau tempat transfer barang dan jasa," katanya.

Kondisi ini, lanjut dia, berbeda dengan kondisi Indonesia pada zaman Kerajaan Sriwijaya yang menjadi sejarah masuknya ajaran Hindu yang dibarengi dengan masuknya perdagangan antar negara.

Dikatakan dia, Indonesia harus memiliki instrumen dan sumber daya yang berkecimpung atau dikecimpungkan dalam kemaritiman, jika itu tidak dimiliki, maka semakin terabaikan kemaritiman Indonesia.

"Nenek Moyang kita sudah membuat lagi bahwa kita bangsa pelaut. Ada paragraf kedua yang disebutkan nenek moyang kita, mari ke laut beramai-ramai. Ini yang harus kita ingat, bahwa kita harus bersama meramaikan laut kita," katanya.


ANTARA

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

11 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

34 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

36 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

36 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

37 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

41 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

46 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

50 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri