TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri agar pengambilan kebijakan pangan dilakukan komprehensif dan tidak sektoral.
Dalam rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Rabu, 27 Januari 2016 Presiden Jokowi mengingatkan harga pangan di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia lainnya, sehingga kebijakan sektoral justru merugikan.
"Kita ingin petani sejahtera, konsumen juga mendapatkan pangannya, yang sejahtera jangan hanya yang di tengah, yang berproduksi juga harus diberikan keuntungan dan kesejahteraan," kata Presiden.
Jokowi mencontohkan, kebijakan kementerian pertanian jangan hanya melihat dari sisi petani, demikian pula kebijakan kementerian perdagangan jangan hanya melihat dari sisi pedagang.
"Intinya kita membutuhkan kebijakan yang seimbang, itu bukan hal yang mudah, tapi kalau bekerja semua bisa, intinya ada kebijakan yang seimbang, saya minta dalam rumuskan kebijakan pangan punya pandangan yang komprehensif," kata Presiden.
Sejak 2011 hingga 2015, Presiden mencatat kenaikan harga pangan sudah 10 persen.
Pemerintah akan mendorong agar harga pangan stabil dan murah, salah satunya dengan sinkronisasi kebijakan antarkementerian.
"Harus dicermati betul sehingga harga bisa kembali normal. Maka langkah komprehensif perbaiki permintaan, suplai dan rantai perdagangan harus betul-betul komprehensif dan tepat," kata Presiden dalam rapat yang dihadiri Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, Menko Maritim Rizal Ramli, Menkes Nila F Moeloek, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Mentan Amran Sulaiman dan Mendag Thomas Lembong dan sejumlah pejabat lainnya itu.
ANTARA
Berita terkait
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
6 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaImbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
14 hari lalu
Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah
28 Februari 2024
Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024
2 Februari 2024
PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services
Baca SelengkapnyaAPBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia
19 Desember 2023
Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan
19 Desember 2023
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.
Baca SelengkapnyaInflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen
14 Desember 2023
ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023
Baca SelengkapnyaCORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI
12 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.
Baca SelengkapnyaKebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia
8 Desember 2023
Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget
29 November 2023
Jokowi bangga dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh di kisaran 5 persen. Ia menyebut dirinya memamerkan hal itu kepada kepala negara lain.
Baca Selengkapnya