KPPU Putuskan Kasus Dugaan Kartel Sapi Bulan Depan

Reporter

Minggu, 24 Januari 2016 15:27 WIB

Gubernur Ahmad Heryawan memotong daging sapi saat sidak bersama Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Pasar Suci, Bandung, Jawa Barat, 24 Januari 2016. Harga daging di tempat ini masih mahal dikisaran Rp 120.000 per kg. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan, lembaganya masih menyidangkan perkara dugaan kartel sapi yang melibatkan 32 fedloter. “Mudah-mudahan enam minggu ke depan putusan KPPU terkait akan keluar,” kata dia di Bandung, Minggu, 24 Januari 2016.

Syarkawi mengatakan, lembaganya tengah menyidangkan perkara dugaan kartel sapi yang melibatkan fedloter. “Tiga puluh dua fedloter itu ada di sekitar jabodetabek,” kata dia.

Menurut Syarkawi, fedloter di seputaran jabodetabek itu menguasi hampir 70 persen konsumsi daging sapi nasional. “Kemudian, kebutuhan jabodetabek terhadap daging sapi sangat tinggi perbulannya,” kata dia.

Syarkawi mengatakan, untuk menekan lonjakan daging sapi ada kebijakan bersama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan untuk memasok sapi lewat kapal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi di jabodetabek. “Memasok sapi dari NTT lewat kapal tol laut itu ke Jakarta, cuma ini belum berjalan efektif,” kata dia.

Dia beralasan, kapasitas angkutan kapal tol laut yang terbatas itu belum bisa menekan harga sapi. Saat ini hanya ada tiga kapal dengan kapasitas angkut masing-masing 500 ekor. “Kalau mereka mengangkut tiga kali sebulan, berarti ada sembilan kali, itu baru 4.500 ekor (sebulan), masih jauh dari kebutuhan sapi di DKI. Ini belum bisa diharapkan menstabilkan harga daging sapi,” kata dia.

Syarkawi mengatakan, lonjakan harga daging sapi yang terjadi belum lama ini, dipastikan penyebabnya kebijakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen bagi transaksi sapi impor. Pemerintah juga sudah mencabut Peraturan Menteri Keungan nomor 267/2015 yang mengatur PPN 10 persen itu. “Kenaikan harga daging sapi dalam beberapa waktu terakhir bukan hanya di Bandung, tapi juga Jakarta. Surabaya juga naik. Pada umumnya karena pemberlakukan PPN 10 persen,” kata dia.

Menurut Syarkawi, harga daging sapi saat ini berlangsun turun dengan pencabutan PMK 267 itu. “Pedagang menyampaikan pemberhentian pemberlakukan PPN 10 persen terhadap sapi itu efektif menurunkan harga daging sapi,” kata dia.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, harga daging sapi pasca pencabutan PMK sudah berangsur turun. Pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan juga sudah berangsur normal. “Kemarin sempat terhenti pemotongan di RPH, sekarang sudah normal,” kata dia di Bandung, Minggu, 24 Januari 2016.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan berharap, penurunan harga daging sapi bisa menyentuh level harga di bawah Rp 100 ribu per kilogram. “Kita terus mengawasi di lapangan,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua DPD Apdasi (Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia) Jawa Barat Dadang Iskandar mengatakan, lonjakan harga daging sapi terjadi baru empat hari terakhir akibat PMK 267/2015 tersebut. Ketergantungan Jawa Barat pada pasokan sapi impor untuk konsumsi daging sapi yang menjadi penyebab naiknya harga sapi. Dia membandingkan, daerah lain yang tidak tergantung pada sapi impor, harga daingnya relatif masih normal. “Lebih dari 79 persen dikuasai sapi impor,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Januari 2016. Situasi serupa terjadi di DKI dan Banten.

Dadang mengatakan, saat ini hanya peternak kecil yang masih membudidayakan sapi lokal, jumlahnya pun sedikit. “Porsinya sangat kecil, dibawah 20 persen,” kata dia.

Kebijakan PPN 10 persen yang ditujukan pada importir sapi itu berimbas naiknya harga hingga level konsumen. “Kalau harga daging sapi sesuai dengan keinginan pemerintah Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram, kenaikan itu boleh diterapkan karena di ujung kenaikannya menjadi Rp 100 ribu per kilogram. Kalau sekarang harga di tingkat eceran sudah Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram,” kata dia.

Menurut Dadang, mayoritas pedagang sengaja berhenti berjualan, untuk menekan kerugian tanpa perl seruan mogok berjualan. “Sudah dua hari ini banyak pedagang di beberapa pasar sudah tidak menjual daging karena rugi. Sudah mahal, tidak ada yang membeli,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

59 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya