Stabilkan Harga, KPPU Minta Bibit Ayam Tak Dimusnahkan  

Reporter

Minggu, 24 Januari 2016 15:06 WIB

Gubernur Ahmad Heryawan dan Ketua KPPU Syarkawi Rauf (paling kiri) menanyakan fluktuasi harga ayam saat sidak di Pasar Suci, Bandung, Jawa Barat, 24 Januari 2016. KPPU akan selidiki kebijakan pemusnahan 6 juta stock parents yang diduga berpengaruh pada ketersediaan stok bibit ayam pedaging. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan lembaganya meminta Kementerian Pertanian mencabut kebijakan pemusnahan parent stock untuk stabilisasi harga daging ayam. Parent stock adalah induk ayam. "Kami menunggu surat resmi dari Kementerian terkait dengan penghentian pemusnahan parent stock ayam itu,” katanya di sela pemeriksaan lapangan ihwal kenaikan harga daging ayam di Pasar Cihaurgeulis, Bandung, Minggu, 24 Januari 2016.

Syarkawi mengatakan Direktur Jenderal Peternakan, lewat media secara lisan, menyatakan akan menghentikan kebijakan pemusnahan parent stock. Penelusuran lembaganya mendapati salah satu pemicu naiknya harga daging ayam adalah sejumlah peternak kesulitan mendapatkan bibit ayam atau DOC setelah terbitnya kebijakan pemusnahan itu. “Karena memang produksi DOC turun karena parent stock dimusnahkan, makanya untuk sementara kami akan meminta Dirjen Peternakan mencabut surat edaran yang disampaikan kepada pemilik-pemilik parent stock untuk menghentikan pemusnahan itu sementara waktu,” katanya.

Syarkawi mengatakan, sejak September 2015, pemusnahan parent stock sudah dimulai. Setiap ekor parent stock ayam, misalnya, bisa menghasilkan 135 bibit ayam atau DOC. Target pemusnahan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antarpemilik parent stock mencapai 6 juta ekor ayam. “Sekarang terealisasi sekitar 2-4 juta ekor parent stock dari ayam itu,” ujarnya.

Menurut Syarkawi, penelusuran lembaganya mendapati pasokan DOC pada sejumlah peternak berkurang. “Setelah kami beberapa kali pergi ke peternakan-peternakan, khusus ke peternakan mandiri, mereka kekurangan DOC. Ditanya kenapa kurang, karena pasokan dari pemilik parent stock itu berkurang,” tuturnya.

Dinas Peternakan Jawa Barat, dua pekan lalu, mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam perdagangan ayam untuk membahas lonjakan harga daging ayam. Kesimpulan saat itu, kenaikan harga daging ayam terjadi lantaran harga pakan dan harga bibit ayam atau DOC melambung.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengatakan salah satu rekomendasi pertemuan itu adalah meminta pemerintah pusat memeriksa produksi DOC atau bibit ayam yang dihasilkan produsennya, selain meminta pemerintah membuka keran impor jagung untuk menekan kenaikan harga pakan ayam karena kekurangan bahan baku. “Apakah terjadi permintaan DOC yang meningkat atau terjadi penambahan peternak,” ucapnya kepada Tempo, Minggu, 24 Januari 2016.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Jawa Barat Herry Dermawan mengatakan modal peternak tergerus karena harga pakan dan bibit naik. “Sekarang harga ayam tinggi, di kandang itu Rp 23.500-24.000 per ekor,” katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Januari 2016.

Menurut Herry, kualitas pakan yang buruk dan naiknya harga bibit ayam atau DOC menggerus modal peternak ayam. Harga pakan naik gara-gara pasokan jagung seret, sedangkan harga bibit ayam naik lantaran dipicu kebijakan Kementerian Peternakan menekan produksi DOC agar tidak over-supply.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

57 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

8 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

17 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

22 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

27 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Kasus Pinjol Pendidikan, KPPU: Suku Bunga Terlalu Tinggi

40 hari lalu

Kasus Pinjol Pendidikan, KPPU: Suku Bunga Terlalu Tinggi

Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU melanjutkan kasus pinjaman online (Pinjol) pendidikan ke penegakan hukum.

Baca Selengkapnya

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

50 hari lalu

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

53 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya