Nelayan Makin Miskin, KNTI Minta Pemerintah Kasih Solusi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 20 Januari 2016 22:20 WIB

Nelayan melihat sebuah pelampung yang mengambang di perairan Pakue saat melakukan proses pencarian Penumpang KM Marina baru 2B di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, 24 Desember 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta untuk dapat menyusun solusi jangka pendek untuk dapat mengerek kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan. Kesejahteraan kelompok tersebut dinilai kian tergerus hingga berada di level ‘lampu kuning’.

Wakil Sekretaris Jenderal Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Niko Amrullah mengatakan pemerintah perlu menyusun strategi jangka pendek untuk menjaga keberlanjutan penghidupan nelayan dan produksi pangan perikanan nasional.

“Kami apresiasi keputusan pemerintah dan DPR memperbesar proporsi APBN 2016 untuk program kesejahteraan nelayan. Namun, program tersebut baru akan terasa manfaatannya paling cepat pada pertengahan bahkan akhir semester dua 2016,” ujar Niko melalui keterangan tertulis, Rabu (20 Januari 2016).

Niko merujuk pada postur APBN 2016 yang tertuang dalam rencana belanja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menganggarkan dana untuk program bantuan kapal dan alat tangkap, serta pelepasan benih ikan.

Program tersebut, menurutnya, belum dapat mengangkat kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan yang sudah berada di titik kritis. Niko mengatakan pada semester pertama tahun ini akan menjadi masa terberat bagi nelayan karena belum ada program pemerintah yang berorientasi pada peningkatan kehidupan mereka.

Hal tersebut ditunjukkan dengan indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN), Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi), maupun kredit macet (NPL) di sektor UMKM Perikanan di 2015, yang angkanya menunjukkan kesejahteraan nelayan kian terpuruk.

Strategi jangka pendek yang dapat dilakukan, menurut Niko, misalnya dengan dengan mengakselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga ke nelayan skala kecil/ tradisional, yang juga diimbangi dengan pendampingan dalam proses akses dan pengurusannya di desa-desa nelayan.

Ketua DPW KNTI Jawa Timur Misbachul Munir mengatakan saat ini skema KUR yang diluncurkan pemerintah cenderung dinilai rumit oleh para nelayan. “KUR dirasa lebih rumit dibandingkan dengan rentenir yang telah lama mengakar di desa-desa nelayan. Di Puger, Jember, misalnya, jangankan tanpa agunan, untuk mengakses kredit dengan agunan saja nelayan masih kesulitan. Kami berharap realisasi KUR untuk nelayan terus terbenah,” ungkap Misbachul.

BISNIS.COM

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

10 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

11 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

14 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

14 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

18 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

19 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

25 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

28 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

29 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya