Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat perakitan pesawat CN 235 di hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 2016. Wapres JK melihat langsung pembuatan CN 235 pesanan TNI, Thailand, Senegal, dan pesawat NC 212i untuk Vietnam dan Filipina. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan perusahaan akan berfokus membuat pesawat komersial pada 2020. Sebab ia mengakui, bahwa bisnis PTDI saat ini masih bergantung terhadap pemesanan dari pemerintah dan militer.
"Nanti kalau masuk bisnis komersial itu yang harus diperhatikan maintenance dan aftersales services. Pak JK bilang bikin pesawat mudah, jual susah, tapi lebih susah merawat. Sebab tidak ada yang beli kalau tidak ada yang rawat. Jadi ngapain bikin," ujar Budi kepada wartawan di kompleks perkantoran PTDI, Kota Bandung, Rabu, 20 Januari 2016.
Budi mengatakan pesawat N219 merupakan langkah awal untuk masuk ke bisnis komersial. Setelah sukses di pesawat model perintis tersebut. Pihaknya akan mengembangkan dan memproduksi pesawat berpenumpang 50.
"Kami nanti cari duit dulu. Kalau ada duit, bisa langsung besok buat," kata Budi. Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang gencar mencari investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Adapun untuk memenuhi targetnya, Budi mengatakan, pihaknya akan membuat citra sebagai perusahaan yang bisa memproduksi pesawat komersial sekelas Boeing maupun Airbus. Sejauh ini hanya dua pabrik pesawat besar di dunia yang bisa memproduksi dua jenis pesawat tersebut.
"Image harus diperhatikan, jual sepatu merek apa pun dengan Reebok tentunya beda. Makanya kami harus punya citra yang bagus, yakni pabrik pesawat yang memproduksi Boeing dan Airbus," kata Budi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta PT Dirgantara Indonesia mulai merambah pasar pesawat komersial. Menggantungkan pesanan pada militer dan pemerintah dikhawatirkan tak membuat perusahaan berkembang.