BI Akui Ada Kesenjangan dengan Bank Malaysia dan Singapura

Reporter

Selasa, 19 Januari 2016 09:35 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan ada gap atau kesenjangan antara Indonesia dan Malaysia di bidang perbankan. Jumlah kantor yang dimiliki bank Malaysia di Indonesia mencapai 1.456 cabang dengan 4.317 anjungan tunai mandiri (ATM). "Sedangkan bank asal Indonesia yang beroperasi di Malaysia hanya satu cabang dan satu ATM," katanya dalam rapat bersama anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Januari 2016.

Begitu juga dengan Singapura. Agus menjelaskan, ada sekitar 2.167 kantor cabang bank asal Singapura yang beroperasi di Indonesia. Sedangkan bank Indonesia yang beroperasi di Singapura hanya satu kantor cabang. "Ini kan gapnya besar," ucapnya. Menurut Agus, Indonesia akan mengikat diri dengan negara-negara ASEAN, agar ketimpangan dengan Malaysia dan Singapura bisa berkurang.

Pemerintah yang diwakili Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Perdagangan meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk meratifikasi protokol ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) paket keenam. "Kalau melihat peran BI dan OJK dalam AFAS ini, kami juga menyelesaikan ASEAN Banking Integrating Free World," ujar Agus.

Menurut dia, jika ASEAN ingin melakukan integrasi di bidang keuangan, perbankan adalah bidang yang paling perlu menjadi perhatian. "Kami ingin menyampaikan, dalam AFAS, kami melakukan integrasi sistem perbankan di ASEAN," tuturnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia telah meratifikasi lima paket AFAS. Paket keenam yang mereka ajukan adalah paket kelima dengan perubahan. "Yaitu Indonesia menambahkan Makassar sebagai salah satu kota di mana bank dari ASEAN boleh membuka cabangnya, sehingga jumlah total bank dari ASEAN yang boleh membuka cabangnya di Indonesia menjadi sebelas kota," ucap Bambang.

Pada protokol keenam, komitmen yang diberikan negara ASEAN lain lebih besar dibanding komitmen Indonesia. Contohnya, Malaysia memberi akses profesional di sektor asuransi dan membuka akses pasar untuk sektor asuransi syariah. Thailand menambah batas pemegang asing untuk jasa asuransi. Myanmar membuka akses pasar jasa keuangan seperti intermediasi. Ada pula Brunei Darussalam yang membuka akses untuk sektor perbankan dan Kamboja di sektor sekuritas.

REZKI ALVIONITASARI




Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

2 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya