Soal Pembangkit Listrik Terapung, PLN Dinilai Kurang Terbuka

Reporter

Senin, 18 Januari 2016 10:37 WIB

Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) `Karadeniz Powership Zeynep Sultan` bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 8 Desember 2015. Kapal tersebut berkapasitas 120 Megawatt. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Energi Watch Ferdinand Hutahaean menilai PT PLN kurang mengkomunikasikan detail proyek pembangkit listrik terapung kepada publik. Beberapa rincian rencana pembangunan kapal dinilai Ferdinand tidak dibicarakan, misalnya mengenai sistem operasional dan harganya.

Menurut Ferdinand, untuk mengefisiensikan penggunaan kapal pembangkit listrik, PLN sebaiknya memilih gas sebagai bahan bakar. Kapal listrik yang disewa PLN memang dapat menggunakan dua bahan bakar, yakni gas dan heavy fuel oil.

Jika PLN harus membeli listrik sebesar Rp 1.800 per kWh, menurut Ferdinand, harganya tidak akan jauh berbeda dengan proyek pembangkit listrik tenaga diesel. Untuk itu, PLN sebaiknya menggunakan bahan bakar gas untuk menghemat biaya.

Permasalahan selanjutnya, jika PLN menggunakan bahan bakar gas, harga pembelian listrik ini seharusnya turun. "Kalau mau memakai bahan bakar diesel, ya harganya segitu. Tapi, kalau pakai gas, seharusnya bisa lebih murah," kata Ferdinand saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 17 Januari 2016.

Selain mempermasalahkan harga, Ferdinand mempertanyakan kapasitas kapal pembangkit yang dibeli PLN. Kontrak selama lima tahun terlalu panjang untuk solusi sementara mengatasi defisit listrik. Selain itu, untuk memenuhi defisit listrik, kapasitas kapal dinilai terlalu besar.

Direktur Eksekutif IESR ini mempertanyakan sikap PLN yang kurang terbuka. Spesifikasi saat tender mengalami perubahan dibanding sebelumnya. PLN mensyaratkan penggunaan propeler untuk kapal. Apalagi tak semua kapal menggunakan propeler. "Ini agak aneh untuk perusahaan sekelas PLN. Seharusnya sudah dipikirkan secara mendalam."

Penilaian Ferdinand ditampik Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN Amir Rosidin. Menurut dia, justru PLN dapat berhemat hingga Rp 1,5 triliun per tahun dengan penggunaan kapal listrik. Sedangkan untuk pemakaian propeler, Amir mengatakan hal ini untuk menghemat biaya operasional.

"Kita tetap terbuka. Kita harapkan kapal itu bukan kapal yang ditarik karena butuh kapal lagi," ujarnya. Untuk mengatasi kekurangan listrik di sejumlah wilayah, pemerintah telah memesan lima kapal pembangkit listrik. Kapal ini disewa PLN untuk lima tahun ke depan dari perusahaan asal Turki.

Kapal berkapasitas 120 MW yang pertama tiba, Karadeniz Powership Zeynep, akan diberangkatkan menuju Amurang, Sulawesi Utara. Dalam beberapa bulan ke depan, PT PLN telah mempersiapkan empat kapal untuk empat wilayah lain, yakni Medan, Ambon, Kupang, dan Lombok.

Satu kapal berkapasitas 240 MW akan disediakan untuk Medan, satu kapal 60 MW untuk Ambon, serta masing-masing satu kapal 60 untuk Kupang dan Lombok. Jadwal operasi penempatan diperkirakan berakhir Juli 2016.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI




Berita terkait

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

14 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

14 hari lalu

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

Kehadiran fasilitas SPKLU menjadi salah satu faktor penting dalam kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini bagi kendaraan listrik

Baca Selengkapnya

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

18 hari lalu

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

PLN telah menyiagakan 1.299 unit SPKLU yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Khusus momen mudik tahun ini, PLN juga menyiagakan petugas yang berjaga 24 jam untuk membantu para pemudik

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

22 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

23 hari lalu

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

PT PLN (Persero) telah menyiapkan 76 SPKLU di 30 lokasi di Bali untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama periode Lebaran tahun 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

30 hari lalu

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

PLN juga mengerahkan 3.504 pegawai yang akan stand by selama 24 jam nonstop di SPKLU.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

30 hari lalu

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

Berbagai upaya efisiensi dan digitalisasi yang telah dilakukan PLN menjadi kunci dalam mewujudkan komitmen ini.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

30 hari lalu

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

Kepengurusan Forum Manajemen Risiko dinilai proaktif. Memudahkan kolaborasi antara BUMN.

Baca Selengkapnya

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

30 hari lalu

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

Pengembangan program gasifikasi pembangkit turut melibatkan konsorsium.

Baca Selengkapnya

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

33 hari lalu

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

Pertamina menjadi perusahaan terbesar di Indonesia versi Majalah Fortune. Ini daftar 10 perusahaan raksasa di Indonesia.

Baca Selengkapnya