Sejumlah pekerja memindahkan box yang berisi ratusan anak ayam. Di dalam pabrik ini terdapat beragam fasilitas penunjang seperti, kamar penghangat telur, kandang ayam yang dapat menampung ribuan ayam dan alat potong yang canggih. Naberezhnye Chelny, Rusia, 5 September 2015. Andrey Rudakov/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey angkat bicara soal pemberitaan media yang menyebutkan daging ayam yang dijual di ritel modern tidak sehat. Roy mengatakan bahwa seluruh daging ayam yang dijual di seluruh ritel modern yang menjadi anggota Aprindo merupakan ayam sehat dan layak dikonsumsi.
"Daging ayam yang dijual, khususnya ayam kampung yang menjadi pemberitaan, sehat dan layak dikonsumsi," katanya di salah satu ritel makanan cepat saji, Sarinah, Jakarta, Selasa, 12 Januari 2016.
Menurut Roy, anggota Aprindo hanya membeli daging kepada pemasok yang telah memiliki izin dan memiliki nomor kontrol veteriner yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian dan Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. "Kedua sertifikat tersebut harus dimiliki oleh peritel maupun pemasok, kalau tidak memiliki syarat tersebut tentu mereka tidak menjual produk tersebut," kata Roy.
Kemudian, pemasok daging ayam yang tidak memiliki KNV dan sertifikat halal sudah dipastikan tidak dapat menjadi pemasok di ritel modern. Roy menyebutkan bahwa Aprindo mendukung setiap program serta regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah soal kesehatan pangan.
Lebih jauh Roy menyebutkan bahwa peritel terus berupaya untuk menyediakan produk yang berkualitas, sehat, dan layak dikonsumsi. Sehingga, keamanan dan higienitas menjadi mutlak dilakukan mulai dari proses, baik itu dari pemasok, distribusi, penerima, hingga produk siap saji yang dikonsumsi masyarakat. "Ini bagian yang telah diatur pemerintah dan harus dipatuhi, termasuk bagi para peritel," tutur Roy.
Beberapa waktu lalu, Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) mengungkapkan, hampir semua produk daging unggas lokal di toko ritel modern tidak sehat. Ini didasarkan pada pantuan yang dilakukan Himpuli terhadap sejumlah ritel di Indonesia.