Di Enrekang, Karung Bekas Jadi Pengganti Lahan Kebun

Reporter

Selasa, 12 Januari 2016 04:34 WIB

Suasana panen raya padi ambok di area persawahan Batutumonga, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 22 Agutus 2015. Padi Ambok merupakan varietas unggulan Toraja Utara yang mengandung multivitamin dan memiliki kadar gula yang rendah. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Enrekang - Sejumlah petani di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, memanfaatkan keterbatasan lahan untuk usaha perkebunan sayuran mereka dengan mengganti lahan dengan media karung bekas.

Hal ini justru menjadi jurus jitu di tengah cuaca yang ekstrem belakangan ini. Sebab, karung bekas itu mampu menghasilkan hingga dua jenis sayuran.

Berdasarkan konsep ini, awalnya tanah dimasukkan bersama dengan pupuk ke karung bekas. Setelah rata, ubi dimasukkan ke karung hingga penuh. Karung dalam posisi berdiri. Para petani kemudian menanam sayuran jenis lain, seperti tomat, cabai, dan kangkung di bagian atas karung.

Sabah, 45, petani asal Desa Pasang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, mengaku sudah menggeluti konsep pengganti lahan ini sejak dua tahun terakhir. Sebab, kala musim hujan, ia khawatir sayurannya busuk.

"Selain bisa disimpan di bawah rumah panggung kami, satu kali cocok tanam, dua sampai tiga jenis sayuran dapat kami hasilkan dengan memuaskan," katanya.

Sabah juga mengaku, dari hasil setiap panennya, ia mendapatkan nilai tambahan yang signifikan ketimbang melakukan proses tanam dengan lahan tanah.

"Biasanya hanya dapat 1 juta per panen, di mana panennya tiga-empat kali, sekarang Rp 750 ribu tapi panennya hingga 8 kali panen, dengan biaya yang lebih sedikit untuk tiap jenis sayuran," ujarnya.

Sementara itu, Andi Anhar, Kepala Seksi Keamanan dan Diversifikasi Pangan, Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Enrekang mengatakan, program pengganti lahan itu sudah berjalan tapi hanya di beberapa desa dan kelurahan.

"Itu sudah diteliti, dan tidak ada dampak negatif dari proses pertumbuhan sayuran di medan karung itu. Namun konsep ini masih kami sosialisasikan kepada petani sayuran lainnya," ujarnya.

Ia menjelaskan, selain konsep pengganti lahan, masyarakat Enrekang didorong untuk memberdayakan pangan lokal di pekarangan rumah masing-masing.

"Selain petani, warga bisa memakai konsep ini, jadi tidak perlu lagi jauh-jauh hanya untuk beli sayuran. Yang pasti, sayuran yang ditanam itu lebih bergizi karena tanpa zat kimia," jelasnya.

Ia menambahkan Pemerintah Kabupaten Enrekang juga mendorong program kolam di pekarangan rumah agar 4 sehat 5 sempurna berjalan sesuai dengan harapan.

"Tinggal kesiapan warga dengan kesadarannya untuk hidup sehat karena tanah Enrekang subur, dengan ketinggian di mana kita memiliki banyak pangan lokal yang bergizi," harap Andi.

DIDIET HARYADI SYAHRIR

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

13 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

24 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

35 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

38 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

39 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya