CITA Apresiasi Penerimaan Pajak yang Mencapai Rp 1.050 Triliun  

Reporter

Minggu, 3 Januari 2016 04:19 WIB

Para wajib pajak serahkan Surat Pajak Tahunan (SPT) di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Tanah Abang Satu, Jakarta, 31 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengapresiasi pencapaian penerimaan pajak sebesar Rp 1.050 triliun. Realisasi penerimaan pajak tersebut cukup bagus di tengah berbagai kendala, seperti perlambatan ekonomi, keterbatasan kapasitas, dan masih rendahnya kepatuhan wajib pajak.

“Saya kira dalam kondisi seperti ini memang capaian itu sudah optimal,” katanya kepada Tempo saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 2 Januari 2015.

Kendati demikian, tantangan yang harus dihadapi pada masa mendatang masih besar sehingga pemerintah perlu menyiapkan strategi yang lebih matang. Prastowo menyarankan tiga langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pencapaian pajak ke depan. Pertama, melakukan mitigasi dengan menerapkan kebijakan 3F, yakni feasible, focus, dan firm.

Kedua, mengantisipasi dinamika makro ekonomi dengan memperluas basis pajak sejak awal. Hal itu bisa dilakukan melalui kerja sama kelembagaan dan perbaikan sistem administrasi. Ketiga, melakukan perluasan jumlah wajib pajak dan mengintensifkan wajib pajak orang pribadi kaya.

“Jadi paradigmanya harus memperluas partisipasi. Semakin banyak orang menanggung beban pajak secara gotong-royong,” katanya.

Dengan beberapa langkah tersebut, Prastowo berujar, pemerintah bisa mengambil beberapa strategi, seperti memperkuat analisis transaksi keuangan dan memperbanyak withholding tax. Selain itu, pemerintah perlu mengantisipasi pengampunan pajak (tax amnesty) dengan persiapan yang lebih baik.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, realisasi pendapatan negara (sementara) mencapai Rp 1.491,5 triliun (penjumlahan total penerimaan pajak, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak/PNBP) atau sebesar 84,7 persen dari sasaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar Rp 1.761,6 triliun.

Sedangkan realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.235,8 triliun atau 83,0 persen dari target dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 1.489,3 triliun. Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015 telah berdampak terhadap penerimaan perpajakan, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan.

Meski demikian, di tengah melambatnya perekonomian, secara nominal pendapatan dari PPh non-migas mencatatkan peningkatan sehingga mencapai Rp 547,5 triliun atau tumbuh sekitar 19 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada 2014. Secara keseluruhan, realisasi pajak non-migas mencapai Rp 1.005,7 triliun atau tumbuh sekitar 12 persen. Dengan demikian, realisasi pajak total gross mencapai Rp 1.150 triliun (memperhitungkan kas yang dialokasikan untuk restitusi pajak) dan realisasi pajak total netto mencapai Rp 1.055 triliun.

Selain itu, realisasi penerimaan perpajakan dipengaruhi melemahnya impor dan harga-harga komoditas, terutama yang menjadi ekspor utama Indonesia, yaitu CPO dan komoditas pertambangan.

INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

4 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

5 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

18 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

1 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

2 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

9 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

10 hari lalu

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Bambang Prabowo, sebagai tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya