Liburan Tahun Baru, Wapres Borong Kerajinan Kulit Sleman  

Reporter

Jumat, 1 Januari 2016 18:28 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) bersama Ibu Mufidah Kalla (keempat kanan) melihat produk kulit saat berkunjung ke industri kerajinan kulit "Bucini-M Joint Exclusif Leather" di Dusun Klodangan, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, 1 Januari 2016. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla bersama istrinya, Mufidah Kalla, mengisi waktu liburan tahun barunya dengan mengunjungi kerajinan kulit Bucini-M Joint Exclusif Leather di Dusun Klodangan, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 1 Januari 2016.

Dalam kunjungan tersebut Wapres Kalla mengajak rombongan sebanyak lima bus, termasuk Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Menteri Koodinator Perekonomian Sofyan Jalil.

Dalam kesempatan tersebut Jusuf Kalla melihat-lihat produk kerajinan kulit dan sempat membeli beberapa produk, seperti tas dan sepatu.

Begitu juga dengan Mufidah Kalla, yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), menyempatkan berbelanja sejumlah produk kerajinan kulit.

Dalan kesempatan tersebut Wapres Kalla tampak akrab dengan para cucu-cucunya, bahkan beberapa kali mendapat ciuman para cucu.

Mufidah Kalla mengatakan dirinya berbelanja beberapa produk sebagai oleh-oleh bagi para saudaranya.

"Beli beberapa tas untuk oleh-oleh, dan buat ipar-ipar," katanya.

Pemilik Bucini-M Joint Exclusif Leather, Rico Yudi Asmoro, mengatakan tempat kerajinan miliknya ini sudah dua kali dikunjungi Mufidah Kalla.

"Belum lama ini Ibu Mufidah juga ke sini, ini yang kedua kalinya. Beberapa waktu lalu Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga pernah berkunjung di sini," katanya.

Ia mengatakan industri kerajinan kulit tersebut dirintisnya sejak 1997, dan awalnya hanya membuat dompet kulit.

"Dulu hanya bikin dompet, tetapi sekarang sudah memproduksi tas dan sepatu," katanya.

Menurut dia, produk kerajinannya lebih banyak diekspor ke Eropa, terutama Belanda, sedangkan untuk pemasaran lokal hanya sedikit saja.

"Dulu saya pasarkan di lokal, ternyata tidak laku, Kemudian, saya coba membuka pasar ekspor, ternyata permintaan justru bagus," katanya.

Rico mengatakan dengan memperkerjakan 160 karyawan rata-rata produksi satu bulan bisa mencapai 4.500 tas dan sepatu.

"Harga jual bervariasi, antara Rp 200 ribu hingga Rp 2 juta untuk sepatu, dan tas harga termurah Rp 600 ribu," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

6 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

15 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

4 Maret 2024

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

3 Maret 2024

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya