Pelindo di Mata SP JICT: Besar Pasak daripada Tiang
Editor
Setiawan Adiwijaya
Senin, 21 Desember 2015 18:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) membeberkan utang PT Pelindo II lebih besar dibanding kekayaannya.
"Lino selalu bilang, sekarang Pelindo kaya, nih! Betul kaya kalau dilihat dari asetnya, tapi harus dilihat juga, aset itu ada faktor utang," kata Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja JICT Firmansyah di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 21 Desember 2015.
Menurut Firmansyah, saat ini, utang Pelindo II berkisar Rp 48 triliun, termasuk bunganya. Sementara itu, ia menduga aset Pelindo II tak mencapai Rp 11 triliun. "Siapa yang bayar? Kalau gagal bayar, apa yang disita?"
Firmansyah berujar, jika gagal bayar, pemerintah harus masuk menyelesaikan soal utang ini. "PMN (penanam modal negara) lagi? Sama dengan Merpati," katanya. "Jangan sampai karena mereka (Pelindo II) brutal investasinya, negara harus turun untuk menanggulangi kerugian yang jangka panjang."
Menurut Firmansyah, bunga dari utang Pelindo dari global bond (surat utang negara) Rp 21 triliun berkisar Rp 1 triliun setiap tahun. Utang Rp 21 triliun dipakai untuk membayar utang pinjaman sindikasi bank sebesar Rp 6,7 triliun pada 2014.
Pernyataan Firmansyah soal jumlah aset Pelindo II berbeda dengan penjelasan RJ Lino. Menurut Lino, aset perusahaan proyek sekarang mencapai Rp 40 triliun. "Waktu saya masuk pada 2009, aset Pelindo II cuma Rp 7 triliun, sekarang sudah Rp 40 triliun," kata Lino di sela Konferensi Pelabuhan dan Dermaga se-Dunia di Hamburg, Jerman, Kamis, 4 Juni 2015.
SIMAK: New Priok Dongkrak Aset Pelindo II Jadi Rp 40 T
Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan RJ Lino sebagai tersangka pada Jumat, 18 Desember 2015. Lino menjadi tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan Quay Container Crane (QCC) di Pelindo II pada 2010. Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI juga sedang mengusut pengadaan sepuluh mobil crane di Pelindo II.
REZKI ALVIONITASARI