Menteri Susi Resmikan Kantor Satgas Pemberantasan Illegal Fishing  

Reporter

Rabu, 16 Desember 2015 04:04 WIB

Polisi menggiring nelayan asing pelaku pencurian ikan di Belawan, Sumatera Utara, 21 Mei 2015. Personel Dit Polair berhasil menangkap satu nahkoda dan empat nelayan asing asal Thailand, yang mencuri ikan di perairan laut Indonesia dengan barang bukti ikan sebanyak 1 ton. ANTARA/Irsan Mulyadi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan kantor Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Illegal (Illegal Fishing) di lantai 6 GMB 1, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Desember 2015.

"Targetnya mengeliminasi dan menghabiskan kegiatan illegal fishing," kata Menteri Susi. Kantor ini dilengkapi dengan ruang pusat komando pengendali operasi atau puskodal. "Ada lima layar (monitor), operasinya 24 jam."

Kantor satgas ini memiliki 15 ruangan antara lain, ruang koordinator staf khusus, ruang staf khusus, direktur operasi, direktur yustisia, ruang seram pusat komando pengendali operasi (puskodal), dan ruang wakil direktur operasi.

Beberapa ruangan dilabeli dengan nama laut Indonesia. Misalnya, Ruang Rapat Arafuru, Ruang Jawa, Ruang Rapat Natuna, dan Ruang Banda untuk tim teknis atau tim kajian dan analisis.

Kepala Seksi Pengembangan Sistem Direktorat Pemantauan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Sunaryo mengatakan, fungsi para staf di puskodal adalah sebagai sumber data, benteng, dan analisis untuk mendukung operasi di laut. "Sumber data untuk perencanaan operasi. Juga bisa mendeteksi kapal ilegal," ujarnya.

Dalam ruang puskodal, ada lima layar monitor yang saling mendukung dan berjalan secara langsung (live). Layar pertama adalah hasil kerja sama Kementerian Kelautan dengan 'skytruth'. "Untuk open akses data Vessel Monitoring System (VMS)," kata Sunaryo. Layar ini bisa memonitor kapal-kapal perikanan yang beredar di laut.

Layar kedua adalah hasil kerja sama dengan Badan Keamanan Laut atau Bakamla. Layar ini memuat Automatic Identification System (AIS) yang fungsinya memantau kapal-kapal berukuran 300 gross tonage ke atas. AIS bisa memonitor semua jenis kapal.

Lalu, layar yang paling besar, dari Kementerian Kelautan sendiri, memuat gabungan data dari 'skytruth' dan AIS. Sedangkan satu lagi adalah VMS versi internal, hanya bisa diakses Kementerian Kelautan. Satu layar lagi disediakan untuk monitor dan kerja sama dari TNI Angkatan Laut.

Susi mengatakan, akhir tahun ini kementerian sedang melokalisasi 40 kapal. Sampai akhir tahun, kata dia, 40-50 kapal sudah pasti akan ditenggelamkan. "Kalau bisa semua yang dalam proses diinkrahkan sebelum akhir tahun, ada 100 lebih."

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

5 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

8 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

26 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

34 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

Berikut daftar pekerja yang berhak mendapat THR. Cek status magang dan honorer.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

35 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

39 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

40 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

40 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Modus Kapal Berbendera Malaysia yang Diduga Illegal Fishing di Selat Malaka

57 hari lalu

Polri Ungkap Modus Kapal Berbendera Malaysia yang Diduga Illegal Fishing di Selat Malaka

Baharkam Polri mengamankan kapal berbendera Malaysia di perairan Selat Malaka, Kepulauan Riau, yang diduga menangkap ikan secara ilegal.

Baca Selengkapnya