Pengamat: Cina Berpotensi Kembali Lakukan Devaluasi

Reporter

Minggu, 13 Desember 2015 04:14 WIB

Seorang warga mengumpulkan batu bara di tembang batu bara Sun Meng di provinsi Heilongjiang, Cina, 23 Oktober 2015. Sebanyak 248.000 orang diberhentikan akibat lambatnya perekonomian di Cina yang berdampak besar pada perkerja batu bara. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistiyaningsih menilai Cina tidak akan mengumumkan devaluasi setelah Yuan masuk dalam keranjang mata uang bersama special drawing right (SDR). “Kalau di dalam kriteria SDR itu tidak boleh ada devaluasi lagi,” katanya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 12 Desember 2015.

Lana mengungkapkan dengan masuknya Yuan ke SDR, harusnya menjadi kewajiban Cina membuat sistem nilai tukarnya lebih fleksibel. Namun ia menilai kondisi perekonomian Cina masih melambat sehingga kemungkinan ada kebijakan untuk menolong perlambatan tersebut. "Salah satu yang bisa menolong, jika mata uang Yuan terus melemah."

Pelemahan mata uang Cina, menurut Lana, akan kembali terjadi. Ia menduga Cina akan melakukan pelemahan Yuan dengan cara berbeda seperti melonggarkan kebijakan moneternya. “Apakah giro wajib minimum diturunkan lagi atau menurunkan suku bunga kredit dan depositonya,” ujar dia.

Salah satu yang bisa menolong perlambatan ekonomi Cina adalah jika mata uangnya terus melemah. Jika Cina kembali mendevaluasi Yuan, Lana menilai akan berdampak pada stabilitas keuangan Indonesia. Yuan melemah menyebabkan dollar akan menguat dan rupiah melemah.

Pada 11 Agustus 2015 Cina mendevaluasi mata uangnya karena terjadi penurunan di sektor ekspor. Meski demikian penasihat Bank Rakyat Cina, dalam tulisan Tempo sebelumnya, mengatakan kemungkinan akan melakukan penyusutan bertahap dan sederhana terhadap mata uangnya antara 3 dan 5 persen dalam 12 bulan ke depan.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.

Baca Selengkapnya

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.

Baca Selengkapnya